Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Siapa Itu Pengungsi Rohingya dan Kenapa Banyak Menuju Indonesia

Kompas.com - 26/11/2023, 21:05 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

RAKHINE, KOMPAS.com - Pencarian kata “Rohingya” dalam mesin pencarian Google mengalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir, menyusul sejumlah insiden penolakan warga Aceh atas kehadiran kelompok etnis Indo-Arya di Tanah Rencong.

Sejak 14 November lalu, Badan PBB yang menangani pengungsi (UNHCR) mencatat bahwa Aceh telah kedatangan 1.075 pengungsi Rohingya yang tiba dalam enam gelombang.

BBC News Indonesia merangkum informasi mengenai latar kelompok minoritas yang mengalami persekusi di Myanmar dan penolakan di Indonesia ini.

Baca juga: 350 Pengungsi Rohingya Disebut Sedang Berlayar dari Bangladesh Menuju Indonesia

Berikut sejumlah hal yang perlu Anda ketahui agar memahami konteks tentang pengungsi Rohingya.

Siapa itu Rohingya?

Kedatangan terbaru pengungsi Rohingya di Aceh. AFP/AMANDA JUFRIAN via BBC INDONESIA Kedatangan terbaru pengungsi Rohingya di Aceh.
Siapa itu Rohingya? Rohingya warga mana? Rohingya negara mana? Pengungsi Rohingya berasal dari mana? Rohingya negara asal mana? Asal-usul Rohingya?

Itu adalah sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang terus dicari dalam mesin pencarian.

Pada dasarnya pertanyaan-pertanyaan tersebut merujuk identitas Rohingya, kewarganegaraan, dan negara asal.

Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang telah tinggal selama berabad-abad di Myanmar--negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, menurut Badan Pengungsi PBB, UNHCR.

Apakah etnis Rohingya merupakan bagian dari Myanmar?

Hal itu masih kontroversial.

Kalangan sejarawan bersilang pendapat apakah Rohingya memang sudah menetap di Myanmar sebelum kemerdekaan dari Inggris pada 1948.

Sebagian sejarawan mengatakan, komunitas ini sudah tinggal di Myanmar selama berabad-abad, hal yang diyakini komunitas Rohingya sendiri--bagian dari etnis di Myanmar.

Pendapat kedua, mengatakan mereka baru muncul sebagai kekuatan identitas dalam seabad terakhir. Hal ini yang dijadikan dasar bagi junta militer--pemerintah di Myanmar--menyatakan mereka sebagai pendatang baru dari subkontinen India.

Foto ini yang diambil pada Oktober 2020, menunjukkan perempuan Rohingya bersama anaknya di tempat penampungan Lhokseumawe, Aceh.AFP/CHAIDEER MAHYUDDIN via BBC INDONESIA Foto ini yang diambil pada Oktober 2020, menunjukkan perempuan Rohingya bersama anaknya di tempat penampungan Lhokseumawe, Aceh.
Tahun 1982 menjadi momentum paling penting bagi komunitas Rohingya, saat Pemerintah Myanmar menerbitkan Undang Undang Kewarganegaraan.

Melalui kebijakan ini, etnis Rohingya tidak dimasukkan sebagai ‘ras nasional’ Myanmar. Akibatnya, mereka menjadi populasi tanpa kewarganegaraan (stateless) terbesar di dunia.

“Sebagai populasi tanpa kewarganegaraan, keluarga Rohingya tidak memiliki hak-hak dasar dan perlindungan, serta sangat rentan terhadap eksploitasi, kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender, serta pelecehan,” tulis keterangan UNHCR.

Baca juga: Bangladesh Hentikan 58 Pengungsi Rohingya yang Ingin Berlayar ke Indonesia

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com