Ricky Wong (44), seorang administrator hukum, mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir dia selamat dari serangan kekerasan yang menggunakan tongkat baseball dan dua pencurian mobil. Penyerangan tersebut, kata dia, dilakukan oleh warga Asia lainnya.
Baca juga: Kenapa di Amerika Tidak Boleh Makan Kangkung? Ini Sebab dan Aturannya
Salah satu solusi terhadap meningkatnya kejahatan dengan kekerasan di California, kata Wong dan Liu, adalah dengan kembali bersikap keras terhadap kejahatan, mengutip beberapa pembunuh yang dibebaskan setelah masa hukuman yang mereka anggap terlalu singkat di penjara.
Chris Cheng, penembak olah raga dan anggota pendiri Asian Pacific American Gun Owners Association, menyuarakan sentimen bahwa penegakan hukum tidak secara efektif menangani kejahatan dengan kekerasan.
"Kurangnya penuntutan” oleh jaksa wilayah di kota-kota besar, termasuk Los Angeles dan rumahnya, San Francisco, terhadap penjahat yang melakukan serangan rasis terhadap orang Asia, menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan pidana.
"Dikombinasikan dengan meningkatnya kerusuhan sipil dengan kerusuhan George Floyd dan pemberontakan 6 Januari, tidak mengherankan jika banyak orang Amerika keturunan Asia mulai memahami bahwa penegakan hukum tidak dapat melindungi mereka.”
Namun, tidak semua orang merasa bahwa senjata api bukanlah jawaban atas meningkatnya kejahatan rasial.
"Industri senjata api dan lobi senjata saat ini menargetkan komunitas minoritas dalam pemasarannya sebagai respons terhadap stagnasi jangka panjang di pasar senjata tradisional bagi orang kulit putih,” menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Violence Policy Center yang berbasis di Washington.
Liu melihat motivasi pelanggannya bukan karena pemasaran, tapi karena rasa takut. "Di luar sana sangat berbahaya. Banyak orang yang membeli sudah menjadi korban."
Baca juga: 7 Sebab Kenapa di Amerika Tidak Ada Motor atau Tak Populer
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Kenapa Lebih Banyak Orang Asia-Amerika yang Bersenjata Api?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.