RAFAH, KOMPAS.com - Warga Palestina telah berkumpul di pintu perbatasan Rafah yang membatasi Mesir dan Gaza selatan. Mereka semua berharap dapat meninggalkan Gaza sebelum serangan darat Israel terjadi.
Media AS telah melaporkan bahwa Mesir akan membuka perbatasan itu bagi warga dengan kewarganegaraan ganda keluar dari Gaza dan memberikan izin masuk bagi bantuan kemanusiaan, tanpa memberikan batasan waktunya.
Namun, pos perbatasan tetap ditutup pada Senin (16/10/2023) pagi.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Jalur Gaza
Ini adalah pos perbatasan paling selatan dari Gaza dan berbatasan dengan semenanjung Sinai di Mesir.
Hanya ada dua perlintasan perbatasan lain dari dan ke Jalur Gaza–-Erez, pos perbatasan bagi orang-orang dengan Israel di Gaza utara, dan Kerem Shalom, satu-satunya pos perbatasan untuk akses barang komersial dengan Israel di Gaza selatan. Keduanya ditutup.
Kelompok Hamas yang menguasai Gaza menyerang Israel dengan melintasi perbatasan Erez di Gaza utara pada 7 Oktober.
Serangan yang disebut belum pernah terjadi sebelumnya itu menewaskan lebih dari 1.300 warga Israel.
Beberapa hari kemudian, Israel menyatakan Erez ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut, sehingga perbatasan Rafah menjadi satu-satunya jalan masuk dan keluar dari Gaza.
Rafah kini juga menjadi satu-satunya akses untuk bantuan kemanusiaan.
Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan, pihaknya mengarahkan penerbangan bantuan internasional untuk Gaza ke bandara El Arish di Sinai bagian utara.
Sementara puluhan truk yang membawa bahan bakar dan barang-barang kemanusiaan diparkir di sisi penyeberangan Rafah di Mesir, menunggu untuk diizinkan lewat.
Baca juga: Sejarah Kenapa Gaza Diperebutkan Israel dan Palestina
Sejak dimulainya serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, laporan yang berlainan mengenai situasi di perbatasan Rafah banyak beredar.
Hamas dan Mesir memegang kendali atas siapa yang dapat melewatinya, namun serangan udara Israel di sekitar wilayah tersebut telah mengganggu operasi di pos perbatasan.
Media Mesir mengatakan, penyeberangan tersebut ditutup menyusul tiga serangan Israel di Rafah pada 9 dan 10 Oktober, yang menurut media tersebut menyebabkan korban luka di sisi perbatasan Mesir dan Palestina.
Pada 12 Oktober, Pemerintah Mesir meminta Israel untuk menghentikan serangan udara di dekat perbatasan Rafah sehingga dapat berfungsi sebagai "jalur bantuan" bagi orang-orang di Gaza.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.