Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Joseph Stalin, Pemimpin Brutal Uni Soviet

Kompas.com - 09/03/2023, 17:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Anastassia Boutsko/DW Indonesia

MOSKWA, KOMPAS.com - 70 tahun lalu, pada 9 Maret 1953, Joseph Stalin dimakamkan di Moskwa setelah meninggal mendadak empat hari sebelumnya. Sekarang Rusia kembali mempromosikan Stalin yang dikenal sebagai pembunuh massal. Ada apa?

Joseph Stalin meninggal mendadak pada 5 Maret 1953 pada usia 74 tahun setelah mengalami stroke.

Menjelang pemakaman kenegaraannya pada 9 Maret 1953 diumumkan empat hari berkabung nasional.

Baca juga: Sejarah Pembersihan Besar di Era Diktator Soviet Joseph Stalin

Meskipun cuaca ketika itu sangat dingin, sampai -18 derajat Celsius, banyak penduduk menanti dalam antrean panjang untuk memberikan penghormatan terakhir.

Hingga kini, masih banyak warga Rusia yang melihatnya sebagai "Bapak Bangsa". Sekarang, Presiden Vladimir Putin kembali mempromosikan sosok Stalin sebagai penakluk Hitler selama Perang Dunia Kedua.

Kepemimpinan Joseph Stalin dicatat sejarah sebagai kekuasaan brutal. Butuh beberapa tahun sampai para pemimpin Soviet berikutnya mulai bisa menjauhkan diri dari "kultus individu Stalin," dan baru pada tahun 1960-an untuk pertama kalinya dia dinyatakan sebagai seorang pembunuh massal.

Lahir sebagai Iosif Dzhugashvili di Georgia, tokoh yang dijuluki "si baja" ini de facto menjadi penguasa Uni Soviet pada 1923.

Menurut perkiraan sejarawan, hingga 40 juta orang menjadi korban teror Stalin selama tiga dekade pemerintahannya.

Mereka dieksekusi, dikirim ke kamp kerja paksa, atau mati kelaparan karena politiknya. Juga ada deportasi massal, dan banyak anggota kalangan intelektual--penulis terkemuka, penyair, aktor, ilmuwan, sutradara--yang dikecam sebagai "musuh rakyat" yang disiksa atau dibunuh.

Baca juga: Nikolai Yezhov, Orang Kepercayaan Stalin yang Akhirnya Dieksekusinya

Massa yang ingin memberi penghoramatan terakhir pada Stalin di Lapangan Merah, Moskwa, 9 Maret 1953.RUSSIAN LOOK/IMAGO via DW INDONESIA Massa yang ingin memberi penghoramatan terakhir pada Stalin di Lapangan Merah, Moskwa, 9 Maret 1953.
Dari de-Stalinisasi ke neo-Stalinisme

"Mungkin terdengar aneh, tapi kematian Stalin adalah kenangan masa kecil saya yang pertama,” kata Irina Sherbakova kepada DW. Dia adalah salah satu pendiri organisasi hak asasi manusia Memorial yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 2022.

"Saat itu saya masih balita, pada 1953, tetapi saya ingat kematian Stalin dengan baik," kata sejarawan berusia 72 tahun itu.

"Saya merasakannya dengan cara yang kekanak-kanakan, terutama suasananya: betapa dinginnya cuaca dan besarnya ketakutan--bulan-bulan terakhir era Stalin sangat menindas, sangat menekan."

Jasad Joseph Stalin yang dibalsam awalnya ditempatkan di sebelah Lenin di sebuah mausoleum di Lapangan Merah di pusat kota Moskwa.

Tapi kemudian dipindahkan dari tampilan publik dan dikuburkan di luar tembok Kremlin pada tahun 1961.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com