Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Partai Komunis China

Kompas.com - 22/11/2021, 05:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Britannica

Program reformasi tanah PKC meningkatkan dukungan petaninya.

Sementara itu, ketidakmampuan dan demoralisasi nasionalis membuat mereka kehilangan dukungan.

Pada tahun 1949, nasionalis dikalahkan dan mundur ke Taiwan. PKC dan sekutunya lantas mendirikan Republik Rakyat China.

Baca juga: Kado Pahit Partai Komunis Jepang untuk HUT Ke-100 Partai Komunis China

Perkembangan Partai Komunis China

Dalam beberapa tahun berikutnya, kehidupan PKC dipenuhi dengan ketidaksepakatan yang serius selama pembangunan negara.

Pada awalnya, PKC mengadopsi model pembangunan Soviet dan bersekutu erat dengan Uni Soviet.

Namun, PKC dan Partai Komunis Uni Soviet (CPSU) semakin berselisih mengenai kebijakan dan ideologi luar negeri. Hubungan mereka retak tahun 1950-an.

Pada tahun 1966, Mao, yang tetap berselisih serius dengan beberapa pemimpin PKC lainnya selama pembangunan ekonomi dan sosial masa depan China, meluncurkan Revolusi Kebudayaan.

Ini diikuti periode pergolakan antara sayap radikal PKC di bawah Mao dan sayap yang lebih pragmatis, yang dipimpin Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping.

Liu, Deng, dan beberapa pemimpin pragmatis lainnya jatuh dari kekuasaan selama Revolusi Kebudayaan.

Setelah Mao meninggal, Deng Xiaoping muncul kembali dan mengambil alih kekuasaan tertinggi.

Revolusi Kebudayaan secara resmi berakhir, dan program “Empat Modernisasi” (industri, pertanian, ilmu pengetahuan/teknologi, dan pertahanan) diadopsi.

Baca juga: 5 Misteri Partai Komunis China yang Selalu Dirahasiakan dari Publik

Setelah kematian Mao, Hua Guofeng menjadi ketua partai sampai tahun 1981, ketika anak didik Deng, Hu Yaobang, mengambil alih jabatan tersebut.

Hu digantikan sebagai sekretaris jenderal partai oleh anak didik Deng lainnya, Zhao Ziyang, pada tahun 1987.

Zhao digantikan oleh Jiang Zemin pada tahun 1989, dan Hu Jintao terpilih sebagai sekretaris jenderal pada tahun 2002.

Ini diikuti Xi Jinping, yang menjabat sekretaris jenderal pada tahun 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com