Setelah Britannicus meninggal, Agrippina mencoba menghasut masyarakat untuk melawan Nero. Mendengar itu, Nero langsung mengusir ibunya dari istana keluarga Kekaisaran Romawi.
Pada 58 M, Nero menyingkirkan Acte dan jatuh cinta pada Poppaea Sabina, seorang wanita bangsawan yang menikah dengan seorang anggota aristokrasi Romawi.
Nero ingin menikahinya, tetapi opini publik tidak menyukai perceraiannya terjadi antara ia dengan Octavia, dan Agrippina juga dengan tegas menentangnya.
Muak dengan campur tangan Agrippina dan merasa tidak cukup mengusirnya dari istana, maka saat itu Nero yang jahat memutuskan untuk membunuh ibunya itu.
Agrippina dibunuh pada 59 M atas perintah Nero.
Awalnya, Nero meminta Pengawal Praetorian untuk membunuh ibunya, tapi kemudian ia meragukan pengawal tersebut.
Sebagai gantinya, Kaisar Romawi jahat itu memerintahkan pasukan angkatan laut untuk menenggelamkan kapal yang sedang ditumpangi Agrippina. Namun, upaya pembunuhan pertama itu gagal karena ibunya berhasil berenang hingga ke pantai.
Kaisar Romawi yang sudah gelap mata itu tidak hilang akal. Segera Nero memerintahkan pengawal mengejar dan membunuh ibunya, dengan ia bersandiwara bahwa ibunya akan mengirimkan seseorang untuk membunuhnya.
Menurut Kaisar Romawai yang jahat itu bahwa dengan begitu dapat menjadi alasan "sah" untuk membunuh ibunya.
"Ini adalah kejahatan yang sangat menjijikan di dalam sejarah Romawi, karena dalam keluarga Kekaisaran Romawi ibu (di sana) adalah ikon yang paling suci," tulis David Shotter, seorang profesor sejarah di Universitas Lancaster, seperti yang dikutip dari Livescience.com
Baca juga: 7 Tokoh yang Mati Dipenggal Selama Revolusi Perancis
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.