Setiap pajurit Mongol sudah mahir menggunakan kapak perang, tombak, belati, pisau panjang, dan senjata mematikan lainnya secara efisien.
Namun, senjata unggulan pasukan Mongol adalah busur komposit. Mereka menyukainya karena bisa menembak lebih akurat, berkekuatan tinggi, dan bahkan bisa dengan mudah menembus perisai.
Busur komposit terbuat dari tanduk atau bambu yang diikat dengan beberapa lapis kayu, membuatnya kuat dan fleksibel.
Busur Mongol membutuhkan kekuatan untuk menarik, tetapi dapat menembakkan panah dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Fleksibilitas busur komposit ini dikombinasakan dengan sanggurdi dan pelana kayu di bagian punggung dan depan yang tinggi, memberikan prajurit kekuatan perang, stabilitas untuk memanah di atas kuda.
Ini memungkinkan para pemanah menembakkan panah ke hampir semua arah. Pasukan Mongol bisa menembak dengan akurat ke arah belakang mereka seperti yang bisa mereka lakukan di depan mereka.
Seorang prajurit Mongol rata-rata membawa 30 anak panah ringan dan 30 anak panah lebih berat dalam tabung anak panahnya.
Panahnya itu cenderung terbuat dari tulang, jarang berbahan logam. Untuk porosnya, bisa terbuat dari kayu, dan fletching dari bulu burung.
Desain panah bervariasi tergantung pada tujuannya, ada yang untuk melukai jarak dekat, pembawa racun, penembus baju besi, atau pembawa sinyal ke unit lain.
Perlengkapan standar tambahan para prajurit Mongol selama perang, meliputi gulungan tali, kapak, kikir untuk membuat mata panah, perlengkapan perbaikan menjahit.
Selain itu, tas kulit berisi persediaan makanan dan digunakan sebagai pelampung saat menyeberangi sungai, dua botol kulit untuk air, dan sebuah panci masak.
Baca juga: Kisah Kaisar Qin Shi Huang dan Ramuan Hidup Abadi pada Zaman China Kuno
Baju zirah adalah bagian dari pertempuran zaman kuno. Pasukan Mongol suka memakai baju besi di dada.
Namun, mereka tidak suka menggunakan yang berbahan besi logam berat baju besi yang berat akan menghambat kecepatan mereka dan akan membuat mereka kelelahan.
Baju zirah mereka biasanya terbuat dari bahan, mantel berat, potongan logam, tulang atau kulit yang dipernis.
Pasukan Mongol kadang-kadang menggunakan baju besi pelat yang berbahan ringan juga untuk kuda mereka.
Pasukan Mongol memiliki kekuatan perang juga dari berbagai taktik yang akan dengan mudah menaklukkan musuh. Mereka memanfaatkan psikologi di medan peperangan.
Mereka tahu bahwa kerja mental lebih penting dari pada kekuatan fisik untuk mengalahkan musuh. Jadi, mereka menggunakan kekuatan fisik dan taktik melemahkan psikologis.
Salah satu strategi pasukan Kekaisaran Mongol lainnya yang penting adalah jaringan mata-mata mereka yang luas dan efisien, yang memberikan mereka kekuatan perang.
Kekaisaran akan menyebarkan mata-mata di wilayah musuh dalam bentuk pendeta, pembelot, dan pedagang untuk mengumpulkan informasi tentang kesiapan musuh untuk berperang.
Mereka sering menemukan mata-mata di barisan musuh yang tidak setia kepada negara mereka. Hal pertama yang mereka coba ketahui adalah kelemahan musuh mereka.