Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Kekuatan Perang Pasukan Kekaisaran Mongol dalam Menaklukkan Asia

Kompas.com - 10/09/2021, 12:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kekaisaran Mongol yang dipelopori oleh Genghis Khan menaklukkan sebagian besar Asia pada abad ke-13 dan ke-14 M. Pencapaiannya di abad pertengahan itu mengejutkan dunia.

Kekaisaran Mongol berhasil mengalahkan kekuatan militer yang mapan dari China, Persia, hingga Eropa Timur.

Akar bangsa Mongol yang nomaden membuat mereka mudah beradaptasi menghadapi tantangan dan medan yang berbeda dari setiap wilayah yang ditaklukkannya.

Selain itu, Kekaisaran Mongol ini memiliki pasukan kaveleri yang bergerak cepat dan para pemanah yang lihat, ditambah taktik perang yang baik. Itu adalah keunggulan mereka di medan perang.

Disebutkan oleh World History, pasukan Mongol ini juga suka menggunakan berbagai cara dari diplomasi, spionase, hingga teror, untuk memenangkan banyak pertempuran, bahkan sebelum pertempuran dimulai.

Cara kerja perang pasukan Mongol sangat agresif hingga para jenderalnya mendapatkan julukan "anjing perang", dan para tentaranya "penunggang kuda iblis".

Lalu, apa saja yang menjadi rahasia kekuatan perang pasukan Kekaisaran Mongol untuk mencengangkan dunia?

Baca juga: Temujin dan Gelar Genghis Khan dalam Sejarah Kerajaan Mongol

Genghis Khan sang pemimpin

Berawal dari Genghis Khan mendirikan Kekaisaran Mongol (1206-1368) dan memimpin dari 1206-1227 M, bangsa Mongol disiapkan menjadi negara bersatu untuk perang abadi.

Sebelum Genghis Khan mengambil komando, pada 1206, Mongolia adalah wilayah yang terdiri dari berbagai kelompok suku yang saling bertarung, dan ia berasal dari suku Borjigin.

Setelah berkuasa, Khan membentuk pasukan Kekaisaran Mongol dengan membaginya menjadi 98 unit yang disebut "minghan". Per unitnya disebutkan oleh Medium.com, memiliki seribu pasukan.

Kemudian, Khan juga merekrut tentara dari negara-negara yang ditaklukkan, dan melatih mereka untuk berperang demi Kekaisaran Mongol.

Untuk menjaga kesetiaan para tentara baik dari bangsa asli maupun di luar Mongolia, Genghis Khan membudayakan untuk memperlakukan prajuritnya dengan baik, menghormati mereka, serta memanggil mereka dengan nama yang baik.

Para pemimpin Kekaisaran Mongol juga akan mempromosikan mereka ke kedudukan lebih tinggi berdasarkan prestasi, dari pada senioritas klan, seperti yang terjadi sebelum era Genghis Khan.

Barang rampasan perang dibagikan secara merata. Bahkan disebutkan oleh World History, ada badan khusus, "jarqu", yang memastikan barang rampasan didistribusikan dengan benar.

Barang rampasan mereka misalnya, kuda, budak, logam mulia, tekstil, barang-barang manufaktur berkualitas tinggi, dan bahakan makanan.

Komandan bisa berharap untuk menerima rampasan dan tanah atau upeti dari orang-orang yang ditaklukkan.

Prajurit yang dapat mengharapkan imbalan adalah semua pria yang menjalankan wajib militer dari 14 hingga 60 tahun.

Sementara itu, Genghis Khan juga keras untuk mendisiplinkan setiap prajurit atau komandan yang tidak mematuhi perintahnya.

Mereka akan dihukum berat, hukuman cambuk menjadi metode yang paling umum untuk pelanggaran seperti mundur ketika tidak diperintahkan, atau tidur ketika bertugas jaga.

Baca juga: 10 Pemimpin Terhebat dalam Sejarah Peradaban Dunia dari Alexander Agung hingga Raja Tut

Pelatihan dan senjata

Prajurit perang Mongol dipersiapkan sejak masa kanak-kanak berkat tradisi yang mengharuskan semua anak laki-laki dan perempuan berpartisipasi dalam kompetisi atletik, pacuan kuda, gulat, berburu, dan memanah.

Setiap pajurit Mongol sudah mahir menggunakan kapak perang, tombak, belati, pisau panjang, dan senjata mematikan lainnya secara efisien.

Namun, senjata unggulan pasukan Mongol adalah busur komposit. Mereka menyukainya karena bisa menembak lebih akurat, berkekuatan tinggi, dan bahkan bisa dengan mudah menembus perisai.

Busur komposit terbuat dari tanduk atau bambu yang diikat dengan beberapa lapis kayu, membuatnya kuat dan fleksibel.

Busur Mongol membutuhkan kekuatan untuk menarik, tetapi dapat menembakkan panah dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Fleksibilitas busur komposit ini dikombinasakan dengan sanggurdi dan pelana kayu di bagian punggung dan depan yang tinggi, memberikan prajurit kekuatan perang, stabilitas untuk memanah di atas kuda.

Ini memungkinkan para pemanah menembakkan panah ke hampir semua arah. Pasukan Mongol bisa menembak dengan akurat ke arah belakang mereka seperti yang bisa mereka lakukan di depan mereka.

Seorang prajurit Mongol rata-rata membawa 30 anak panah ringan dan 30 anak panah lebih berat dalam tabung anak panahnya.

Panahnya itu cenderung terbuat dari tulang, jarang berbahan logam. Untuk porosnya, bisa terbuat dari kayu, dan fletching dari bulu burung.

Desain panah bervariasi tergantung pada tujuannya, ada yang untuk melukai jarak dekat, pembawa racun, penembus baju besi, atau pembawa sinyal ke unit lain.

Perlengkapan standar tambahan para prajurit Mongol selama perang, meliputi gulungan tali, kapak, kikir untuk membuat mata panah, perlengkapan perbaikan menjahit.

Selain itu, tas kulit berisi persediaan makanan dan digunakan sebagai pelampung saat menyeberangi sungai, dua botol kulit untuk air, dan sebuah panci masak.

Baca juga: Kisah Kaisar Qin Shi Huang dan Ramuan Hidup Abadi pada Zaman China Kuno

Baju zirah ringan

Baju zirah adalah bagian dari pertempuran zaman kuno. Pasukan Mongol suka memakai baju besi di dada.

Namun, mereka tidak suka menggunakan yang berbahan besi logam berat baju besi yang berat akan menghambat kecepatan mereka dan akan membuat mereka kelelahan.

Baju zirah mereka biasanya terbuat dari bahan, mantel berat, potongan logam, tulang atau kulit yang dipernis.

Pasukan Mongol kadang-kadang menggunakan baju besi pelat yang berbahan ringan juga untuk kuda mereka.

Taktik perang mematikan

Pasukan Mongol memiliki kekuatan perang juga dari berbagai taktik yang akan dengan mudah menaklukkan musuh. Mereka memanfaatkan psikologi di medan peperangan.

Mereka tahu bahwa kerja mental lebih penting dari pada kekuatan fisik untuk mengalahkan musuh. Jadi, mereka menggunakan kekuatan fisik dan taktik melemahkan psikologis.

Jaringan spionase yang efisien

Salah satu strategi pasukan Kekaisaran Mongol lainnya yang penting adalah jaringan mata-mata mereka yang luas dan efisien, yang memberikan mereka kekuatan perang.

Kekaisaran akan menyebarkan mata-mata di wilayah musuh dalam bentuk pendeta, pembelot, dan pedagang untuk mengumpulkan informasi tentang kesiapan musuh untuk berperang.

Mereka sering menemukan mata-mata di barisan musuh yang tidak setia kepada negara mereka. Hal pertama yang mereka coba ketahui adalah kelemahan musuh mereka.

Melalui jaringan mata-mata, pasukan Mongol menjaga diri dari serangan musuh yang tiba-tiba dan menghindari menjadi mangsa rencana penyergapan.

Manuver kekuatan

Pasukan Mongol tahu kecepatan dan koordinasi perang mereka dengan baik dan menggunakannya hampir di setiap medan perang.

Pertama, mereka akan mengirim unit kecil tentara untuk menemui musuh, untuk mengidentifikasi sisi lemah dari garis musuh.

Sebanyak 1000 unit orang (minghan) mereka dibagi menjadi 100 unit orang (jagun), dan kemudian dikecilkan lagi menjadi 10 unit orang (arban).

Mengutip Medium.com, prajurit Mongol jarang menggunakan tentara yang lebih besar dari 10.000 kavaleri dalam kampanye kecuali di Eropa sekali, di mana mereka harus mengalahkan tentara yang jauh lebih besar.

Jumlah mereka yang kecil akan menyerang musuh, dan berpura-pura mundur untuk memberikan keunggulan kepada musuh. Musuh yang kemudian mengikuti mereka dengan demikian akan terjebak oleh tentara Mongol yang lebih besar yang menunggu untuk mengepung.

Taktik perang favorit lainnya pasukan Mongol adalah menyerang dengan unit kavaleri berat.

Pasukan Mongol akan mengepung musuh dari semua sisi dengan kavaleri tercepat, kemudian akan semakin bergerak maju untuk menghancurkan semuanya.

Baca juga: Tentara Terakota, Pasukan Penjaga Akhirat Kaisar Qin Shi Huang dari Zaman China Kuno

Teror

Salah satu strategi paling sukses yang digunakan oleh pasukan Mongol dalam perang adalah teror, yang akan ditanamkan ke benak musuh.

Mereka bahkan akan membakar tanaman, membunuh kucing, anjing, anak-anak, wanita, tua dan muda, dan bahkan pendeta. Para komandan pasukan Kekaisaran Mongol akan membiarkan segelintir orang melarikan diri ke daerah lain untuk menceritakan kisah kekejaman mereka untuk menyebarkan teror.

Pasukan Mongol akan memutilasi mayat dan membawa hidung, bibir, dan telinga mereka sebagai piala dan akan bangga menghitung telinga orang yang jatuh yang telah mereka potong.

Itu akan membantu pasukan Mongol merebut wilayah tetangga tanpa perang, karena para pemimpin wilayah itu menyerah untuk menghindari pembantaian.

Cara kotor lainnya yang mereka gunakan sebagai kekuatan perang adalah mendandani musuh yang ditangkap dengan seragam prajurit Mongol, untuk diumpankan ke garis depan yang seolah-olah menyerang benteng musuh.

Dengan cepat, musuh akan membunuh orang-orangnya sendiri karena berpikir mereka adalah prajurit Mongol.

Cara itu akan menguras stok panah musuh di awal. Mereka juga akan berduka atas pembunuhan rekan senegaranya sendiri ketika mereka sudah tahu.

Itu akan memberikan waktu yang cukup bagi orang-orang Mongol untuk mencapai dekat tembok kota dan akan menggempurnya.

Seorang sejarawan militer terkenal, SR Turnbull berkomentar tentang bangsa Mongol, “Oleh karena itu, perang lapangan Mongol merupakan kombinasi yang hampir sempurna antara senjata, taktik kejut, dan mobilitas. Gerakan itu sendiri, dibangun di atas kerangka pengalaman, pelatihan, dan disiplin yang kuat."

Baca juga: Alexander Agung, Pemimpin Makedonia Kuno yang Menyatukan Yunani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com