Tradisi seppuku berasal dari abad ke-12, sebagai sarana bagi kelas atas dan kelas samurai menebus kejahatan, mendapatkan kembali kehormatan yang hilang, atau menghindari penangkapan memalukan oleh musuh dalam perang.
Ketika ritualnya dilakukan dengan benar, seppuku dianggap sebagai cara paling mulia bagi seorang samurai untuk mati, dan menurut laporan saksi sejarah bahwa ritual bunuh diri ini mungkin yang paling menyakitkan.
Hanya samurai atau kelas atas yang bisa melakukan ritual bunuh diri kuno ini, rakyat jelata mungkin bisa saja melakukannya, tetapi tindakannya dianggap tidak memiliki nilai.
Melansir History Hit, disebutkan ada dua bentuk seppuku, yaitu versi medan perang dan versi formal.
Dalam medan perang, samurai menusuk perut dengan pisau pendek hingga perutnya terbelah. Setelah itu, biasanya pelayan atau teman dari samurai ditugaskan untuk memenggal kepalanya, orang tersebut dijuluki "kaishakunin".
Secara formal, ritual seppuku dimulai dengan samurai itu mandi dahulu, kemudian menggunakan kimono putih. Setelah itu, ia akan disuguhkan makanan favoritnya dan sebuah pisau yang ditempatkan di piring.
Selesai makan, samurai akan menulis puisi kematian yang mengungkapkan kata-kata terakhirnya, sebelum menusuk perutnya dengan pisau yang disediakan.
Setelah itu, kaishakunin dengan cara tertentu memenggal kepalanya agar jatuh pada pelukan sang samurai.
Melansir Thought Co, bentuk seppuku yang paling umum adalah memotong perut secara horizontal oleh samurai itu sendiri. Setelah itu, kaishakunin akan memenggal kepalanya.
Versi yang lebih menyakitkan, disebut "jumonji giri", yang memotong perut dalam bentuk horizontal dan vertikal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.