Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspirasi Energi: Permintaan Mobil Listrik Melonjak, Berapa Lama Litium akan Habis?

Kompas.com - 26/07/2021, 14:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Pasar litium didominasi oleh segelintir pemain di Australia (penambangan batuan keras) dan Amerika Selatan (penambangan air asin) yang menyumbang 85 persen dari produksi litium.

Schmidt menambahkan, jika perusahaan-perusahaan ini berambisi memenuhi permintaan litium yang terus meningkat, mereka perlu berinvestasi hingga 10 miliar Euro (Rp 170 triliun).

Baca juga: Inspirasi Energi: Pengembangan Energi Surya Global Terancam Melambat karena Harga Komponen Meroket

Daur ulang

Saat ini, hanya 10 persen dari litium yang terkandung dalam baterai mobil listrik yang dapat didaur ulang.

Mengingat permintaan yang melonjak namun persediaannya terbatas, Uni Eropa merumuskan target daur ulang baterai yang ambisius.

Blok tersebut menargetkan bahwa sekitar 70 persen litium harus bisa didaur ulang dari baterai pada 2030.

"Untuk memenuhi target tersebut, kami membutuhkan infrastruktur daur ulang dengan semua industri terkait. Tetapi ini belum ada, karena kami belum memiliki perkiraannya,” kata Schmidt.

Baca juga: Inspirasi Energi: Peluang dan Tantangan Menuju Nol Emisi Karbon

Bahkan jika infrastrukturnya sudah mapan, mendaur ulang litium dari baterai mobil tidak semudah yang dibayangkan.

Litium merupakan bahan yang mudah terbakar. Komponen ini juga memerlukan perlakuan dan penyimpanan khusus. Menurut Schmidt, hal itu terlalu mahal untuk sekarang.

Selain itu, ada juga faktor lingkungan yang mendukung bahwa litium tidak seharusnya didaur ulang.

"Litium yang didaur ulang mungkin tidak berkualitas untuk baterai. Ada kemungkinan bahwa langkah pemrosesan lebih lanjut akan diperlukan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan biaya produksi dan meningkatkan jejak karbon dioksida," kata Schmidt.

Baca juga: Inspirasi Energi: G7 Kembali Berkomitmen untuk Energi Bersih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com