Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspirasi Energi: Cadangan Migas di Kutub Utara dan Dampak Pengeboran terhadap Lingkungan

Kompas.com - 19/07/2021, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Di sisi lain, WWF melaporkan bahwa Arktik memanas dengan cepat akibat perubahan iklim dan memanasnya suhu global.

Hal ini mengubah ekosistem dan membuat kehidupan laut dan komunitas lokal menghadapi ancaman yang semakin serius.

Apalagi, isu mengenai pengeboran migas di sana dikhawatirkan akan semakin meningkatkan ancaman di sana.

Pada Januari tahun ini, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mencabut perintah eksekutif yang dibuat pada 2017 yang berupaya membuka perairan Arktik AS untuk kegiatan pengeboran migas.

Baca juga: Inspirasi Energi: G7 Kembali Berkomitmen untuk Energi Bersih

Langkah Biden tersebut sejalan dengan keputusan Maret 2019 dari Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Alaska bahwa perlindungan terhadap wilayah Arktik harus terus dilakukan.

Direktur Pelaksana Program Arktik WWF AS Margaret Williams mengatakan, pengeboran migas di Arktik berkontribusi terhadap perubahan iklim dan mengancam satwa liar dan masyarakat.

“Keputusan pengadilan untuk menegakkan larangan penyewaan ladang migas di Samudra Arktik membuat kita selangkah lebih dekat ke perlindungan permanen,” kata Williams.

Ukuran yang luas, lokasi terpencil, dan kondisi cuaca ekstrem membuat pengeboran migas di Arktik menjadi sangat berbahaya.

Apalagi, di wilayah tersebut masih minim infrastruktur untuk menangani tumpahan minyak.

Baca juga: Inspirasi Energi: Bagaimana Proses Pencarian dan Produksi Minyak Bumi?

Jika terjadi tumpahan minyak, kemampuan menanggapi insiden tersebut akan sangat terbatas dan ini menimbulkan bahaya yang sangat fatal.

Pecahnya es dan kondisi cuaca buruk lain di Kutub Utara berpotensi membuat tumpahan minyak besar atau ledakan sumur menjadi bencana besar bagi kehidupan di daerah tersebut.

Membiarkan pengeboran migas di Arktik akan semakin menimbulkan tantangan baru terhadap kelestarian lingkungan.

Pasalnya, tidak adanya pengeboran migas di sana saja, satwa liar di Kutub Utara sudah merasakan beban berat akibat pemanasan suhu laut dan udara.

Baca juga: Inspirasi Energi: Berapa Lama Minyak Bumi Terbentuk?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com