Di sisi lain, WWF melaporkan bahwa Arktik memanas dengan cepat akibat perubahan iklim dan memanasnya suhu global.
Hal ini mengubah ekosistem dan membuat kehidupan laut dan komunitas lokal menghadapi ancaman yang semakin serius.
Apalagi, isu mengenai pengeboran migas di sana dikhawatirkan akan semakin meningkatkan ancaman di sana.
Pada Januari tahun ini, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mencabut perintah eksekutif yang dibuat pada 2017 yang berupaya membuka perairan Arktik AS untuk kegiatan pengeboran migas.
Baca juga: Inspirasi Energi: G7 Kembali Berkomitmen untuk Energi Bersih
Langkah Biden tersebut sejalan dengan keputusan Maret 2019 dari Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Alaska bahwa perlindungan terhadap wilayah Arktik harus terus dilakukan.
Direktur Pelaksana Program Arktik WWF AS Margaret Williams mengatakan, pengeboran migas di Arktik berkontribusi terhadap perubahan iklim dan mengancam satwa liar dan masyarakat.
“Keputusan pengadilan untuk menegakkan larangan penyewaan ladang migas di Samudra Arktik membuat kita selangkah lebih dekat ke perlindungan permanen,” kata Williams.
Ukuran yang luas, lokasi terpencil, dan kondisi cuaca ekstrem membuat pengeboran migas di Arktik menjadi sangat berbahaya.
Apalagi, di wilayah tersebut masih minim infrastruktur untuk menangani tumpahan minyak.
Baca juga: Inspirasi Energi: Bagaimana Proses Pencarian dan Produksi Minyak Bumi?
Jika terjadi tumpahan minyak, kemampuan menanggapi insiden tersebut akan sangat terbatas dan ini menimbulkan bahaya yang sangat fatal.
Pecahnya es dan kondisi cuaca buruk lain di Kutub Utara berpotensi membuat tumpahan minyak besar atau ledakan sumur menjadi bencana besar bagi kehidupan di daerah tersebut.
Membiarkan pengeboran migas di Arktik akan semakin menimbulkan tantangan baru terhadap kelestarian lingkungan.
Pasalnya, tidak adanya pengeboran migas di sana saja, satwa liar di Kutub Utara sudah merasakan beban berat akibat pemanasan suhu laut dan udara.
Baca juga: Inspirasi Energi: Berapa Lama Minyak Bumi Terbentuk?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.