Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Cerita Dunia] Bangkai Kapal Utuh Tertua di Dunia dari Yunani Kuno Karam di Laut Hitam

Kompas.com - 04/05/2021, 13:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC,History

KOMPAS.com - Di lepas pantai Bulgaria, lebih dari 1 mil (sekitar 1.609 meter) di bawah permukaan Laut Hitam, para arkeolog meyakini telah menemukan bangkai kapal utuh tertua di dunia.

Kapal karam berusia lebih dari 2.400 tahun di Laut Hitam membuat bangkainya utuh seperti diawetkan.

Panjang sekitar 75 kaki (sekitar 23 meter), kapal ini dianggap sebagai kapal dagang dari Yunani kuno.

Baca juga: [Cerita Dunia] Freddie dan Truus, Pasukan Remaja Pembunuh Nazi Era Perang Dunia II

Tiang kapal masih berdiri, kemudi serta bangku dayung masih di tempatnya, kapal itu karam di dasar laut lebih dari 2.400 tahun lalu, seperti yang dilansir dari History.

Rute perdagangan penting yang panjang antara Eropa dan Asia pada zaman kuno, utamanya melalui Laut Hitam.

Menurut cerita dunia, kapal-kapal Yunani kuno berlayar dari Mediterania dengan membawa barang-barang ke banyak koloninya di pantai Laut Hitam.

Tim Anglo-Bulgaria dari Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam (MAP) menemukan bangkai kapal utuh sebagai bagian dari misi 3 tahun mereka, untuk menjelajahi kedalaman Laut Hitam dan memahami perubahan permukaan laut prasejarah yang masih berdampak hingga saat ini.

Baca juga: [Cerita Dunia] Satu Orang Selamat dari Tenggelamnya Kapal Selam Inggris pada Perang Dunia II

Menggunakan sonar serta robot penyelam laut dalam, tim telah menemukan lebih dari 60 bangkai kapal, termasuk kapal dagang Romawi dan armada perdagangan Cossack yang berasal dari abad ke-17.

"Ada kapal di bawah sana yang belum pernah terlihat, selain di mural, lukisan, dan di buku, dan ini adalah pertama kalinya mereka terlihat sejak mengapung," kata Edward Parker, CEO Black Sea MAP, kepada The Guardian.

Penggemar sastra dan seni klasik mungkin mengenali model kapal ini dari jenis lukisan yang ada pada tembikar Yunani Kuno, terutama vas anggur.

Satu yang paling terkenal, contohnya Siren Vase dari 480 SM, yang sekarang berada di British Museum.

Baca juga: [Cerita Dunia] 8888, Demo Skala Besar di Myanmar Menentang Kekuasaan Miluter

Di vas itu menunjukkan pahlawan Homer Odysseus diikat di tiang kapalnya, saat berlayar melewati sirene, peri laut yang menurut mitologi Yunani dikatakan memikat pelaut ke bebatuan dengan lagu-lagu mereka yang mempesona.

"Ini seperti dunia lain," ujar Helen Farr, seorang anggota tim, mengatakan kepada BBC News.

"Saat ROV (kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh) turun kedalam air dan Anda melihat kapal ini muncul di antara cahaya dalam kondisi sangat terawat, sehingga Anda akan merasa berada di masa lalu," ungkap Farr.

Kapal utuh tertua di dunia berusia lebih dari 2.400 tahun itu tetap terawat dengan baik karena perairan di sekitarnya yang anoksik, atau sama sekali tanpa oksigen.

Baca juga: [Cerita Dunia] Sejarah Patung Liberty, Awalnya Dipasang di Terusan Suez

Tidak seperti kebanyakan bangkai kapal kuno akan yang terkikis atau rusak oleh hewan laut dan bakteri selama berabad-abad di dasar laut, kapal ini utuh.

Kapal dagang yang terletak lebih dari 1.000 meter di bawah permukaan air laut, termasuk berada di luar jangkauan penyelam modern. Sehingga, diperkirakan akan tetap aman di dalam sana. 

"Itu diawetkan, aman. Itu tidak rusak dan tidak mungkin menarik pemburu," imbuhnya, seperti yang dilansir dari BBC.

Tim menggunakan dua robot penjelajah bawah air untuk memetakan gambar 3D kapal dan mereka mengambil sampel untuk menentukan umur kapal.

Farr mengatakan, ia dan rekan-rekannya membutuhkan dana lebih banyak, jika mereka ingin kembali ke lokasi kapal berada dan meneliti asal-usul kapal lebih jauh.

Baca juga: [Cerita Dunia] Sejarah Kartel Sinaloa, dari Penyelundup Jadi Organisasi Kriminal yang Kejam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com