Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Propagandis Pro-Rusia Buat Dokumenter Palsu Pakai Tiruan Suara Tom Cruise

Kompas.com - 05/06/2024, 07:00 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

PARA propagandis pro-Rusia kian menggencarkan upaya mereka untuk merendahkan Olimpiade Musim Panas Paris yang akan dilaksanakan bulan depan dan melemahkan dukungan Barat untuk Ukraina melalui serangkaian aksi daring dan luring yang berani, kata para ahli dan pejabat Barat kepada CNN.

Aksi-aksi yang dimaksud mencakup cara menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk meniru suara aktor Tom Cruise yang kemudian dipakai untuk mengisi suara dalam sebuah dokumenter palsu yang menyerang Komite Olimpiade Internasional (IOC). Aksi mereka juga ditunjukkan melalui penempatan sebuah peti mati dengan tulisan menyerukan perang Ukraina di dekat Menara Eiffel.

Baca juga: Praktik Deepfake di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Aksi-aksi tersebut tampaknya merupakan bagian dari rangkaian upaya para operator Rusia untuk menodai Olimpiade Paris dan menghentikan momentum apapun yang sedang dibangun oleh Ukraina guna menggunakan senjata buatan Barat guna menyerang wilayah Rusia, kata para ahli yang melacak disinformasi kepada CNN.

Menurut Gavin Wilde, mantan pakar Rusia di Dewan Keamanan Nasional AS, ada campuran keputusasaan dan oportunisme dalam rangkaian propaganda akhir-akhir ini. “Bagi para propagandis yang paham teknologi dan bekerja di Rusia, alternatif yang mereka hindari bukanlah hal yang tidak relevan – melainkan perjalanan satu arah ke garis depan.”

Kampanye untuk Merendahkan Barat

Sebuah laporan dari para analis Microsoft menunjukkan bahwa para operator Rusia menggunakan tiruan suara Tom Cruise, logo Netflix, hingga ulasan palsu dari New York Times guna membuat video dokumenter tersebut semakin meyakinkan. Video propaganda yang dirilis di media sosial Telegram pada tahun lalu dengan judul "Olympics Has Fallen" tersebut merupakan “kilasan pertama dari apa yang terbukti sebagai kampanye ekstensif” oleh aktor propaganda Rusia yang sama untuk mencoreng Olimpiade Paris, kata pihak Microsoft.

Menurut Microsoft, propagandis Rusia juga telah mengarang berita palsu yang mengklaim bahwa warga Paris membeli asuransi properti karena takut akan aksi terorisme ketika berlangsungnya Olimpiade. Tak hanya itu, para propagandis turut membuat siaran pers palsu berisikan peringatan tentang potensi serangan terorisme. Mereka mengaku berasal dari CIA dan intelijen Prancis.

Dalam beberapa hari terakhir, akun media sosial pro-Rusia juga telah membagikan video yang sudah disunting, menampilkan juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Matthew Miller sedang mengomentari potensi penggunaan senjata buatan AS oleh Ukraina di Rusia. Video tersebut tampaknya merupakan hasil kompilasi dari dua penampilan pers berbeda Miller. Hal itu tampak dari perbedaan dasi yang dikenakan Miller dalam video tersebut.

Belum diketahui pasti siapa yang membuat video tersebut. Pejabat AS dan pakar swasta belum mengidentifikasi sumber video tersebut.

“Meskipun video ini jelas palsu, ini merupakan langkah menuju apa yang telah diperingatkan oleh para peneliti kontra disinformasi sebagai penggunaan media yang dimanipulasi AI untuk meningkatkan operasi disinformasi asing,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan kepada CNN.

Kedutaan Besar Rusia di Afrika Selatan turut membagikan sebuah versi dari video tersebut di akun X-nya, menurut tangkapan layar yang diambil oleh seorang jurnalis BBC.

Hany Farid, seorang ahli forensik digital sekaligus profesor di UC Berkeley mengatakan bahwa video tersebut memiliki ciri-ciri manipulasi AI. Farid melakukan pengecekan terhadap video tersebut melalui beberapa perangkat deteksi deepfake dan menemukan bahwa suara-suara dalam video itu telah direkayasa menggunakan AI. Gerakan bibir Matthew Miller juga telah diubah menggunakan perangkat AI untuk sinkronisasi bibir.

“Meskipun tidak semua orang percaya pada video palsu, serangan terus-menerus dari deepfake menyebabkan skeptisisme menyeluruh terhadap semua yang kita lihat secara daring,” kata Farid.

Namun Lee Foster, ahli operasi informasi lain merasa ragu bahwa video tersebut telah dimanipulasi menggunakan AI.

“Jika dilihat dari sudut pandang analitis, tidak masuk akal untuk menggunakan AI untuk memanipulasi gerakan mulut sehingga pada dasarnya identik dengan aslinya,” katanya. “Namun, manipulasi AI terhadap audio video tersebut masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab.”

Tak hanya secara daring, aksi tipuan juga dilakukan secara luring.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com