Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal World Central Kitchen, Organisasi Nirlaba yang 7 Krunya Tewas Ditembak Israel di Gaza

Kompas.com - 03/04/2024, 15:00 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TUJUH pekerja bantuan kemanusiaan dari World Central Kitchen (WCK) tewas di Jalur Gaza setelah konvoi mereka diserang pada Senin (1/4/2024) malam. Pendiri badan amal tersebut, Jose Andres, berkata bahwa ketujuh pekerjanya itu tewas akibat serangan udara Israel.

Pada waktu penyerangan, ketujuh pekerja tersebut baru saja meninggalkan sebuah gudang di Deir al Balah, kota di Jalur Gaza tengah, di mana mereka menurunkan lebih dari 100 ton makanan. Saat itu, mereka berkonvoi dengan tiga kendaraan, dua di antaranya merupakan mobil lapis baja.

Menurut pernyataan WCK, militer Israel telah diberitahu terkait gerakan amal para pekerja bantuan tersebut. Logo WCK juga terpasang jelas di atap mobil. Tetapi, ketiga mobil tersebut tetap tidak luput dari serangan. Dalam rekaman dan foto yang telah diverifikasi oleh The New York Times, ketiga mobil tersebut diserang berkali-kali sampai hancur.

Baca juga: Sejumlah Pekerja Bantuan Asing Tewas Saat Antar Makanan di Gaza akibat Serangan Israel

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pernyataannya menjelaskan insiden tersebut sebagai “kasus tragis di mana pasukan kami secara tidak sengaja menyerang orang-orang yang tidak bersalah.”

Apa Itu World Central Kitchen?

World Central Kitchen atau WCK didirikan tahun 2010 oleh seorang koki bernama Jose Andres. Ide WCK hadir sebagai respon dari bencana gempa parah yang menimpa Haiti. Sejak saat itu, WCK seringkali hadir dalam bencana-bencana global besar lainnya termasuk krisis dan konflik.

Tujuan utama WCK sesuai namanya yaitu memberi makan orang-orang yang membutuhkan yang ada di lokasi bencana. Dalam memenuhi tujuannya itu, WCK berkolaborasi dengan pemerintah, penyedia makanan lokal, dan para pemilik restoran.

Di Gaza, WCK terhitung organisasi baru. Meski begitu, WCK telah memiliki 68 dapur umum. Sampai dengan 29 Maret lalu, WCK sudah mengirim total 1.700 truk yang penuh dengan makanan dan peralatan masak.

WCK juga telah mengirimkan 230.000 porsi makanan dari Yordania, baik melalui daratan atau udara. WCK juga mengirimkan makanan melalui laut, totalnya sampai saat ini kira-kira sudah mencapai 435.000 porsi makanan.

WCK telah berkontribusi banyak terhadap kelangsungan hidup warga setempat. Sayangnya, penyerangan yang menewaskan tujuh pekerja mengakibatkan WCK harus menghentikan sementara operasinya di Gaza. Hal ini akan berdampak buruk terhadap angka kelaparan di Gaza.

“Anak-anak sekarat karena kelaparan,” kata Juliette Touma, direktur komunikasi Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) kepada BBC. “Organisasi mana pun yang memberikan bantuan kepada masyarakat di Gaza adalah kuncinya.”

"Gangguan apa pun akan berdampak buruk pada populasi yang sudah mengalami banyak penderitaan,” kata Dr Mona Jebril, peneliti Palestina di Cambridge yang tinggal di Gaza selama lebih dari 22 tahun.

Baca juga: Albanese Telepon Netanyahu, Marah Serangan Israel Tewaskan Pekerja Bantuan Asal Australia

“Kita berbicara tentang populasi yang pada dasarnya 100 persen dinyatakan berada di ambang kelaparan,” kata dia. “Populasi dibiarkan mati…Ini sangat berbahaya.”

Siapa Saja 7 Pekerja WCK yang Tewas?

Lalzawmi ‘Zomi’ Frankcom

Frankcom berusia 43 tahun pada saat kejadian. Ia merupakan pekerja bantuan kemanusiaan yang berasal dari Melbourne, Australia. Frankcom juga merupakan Pemimpin Bantuan WCK di Gaza.

Frankcom digambarkan sebagai “orang yang baik hati, tidak mementingkan diri sendiri, dan luar biasa yang berkililing dunia membantu orang lain di saat mereka membutuhkan.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com