Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Kerusakan Jembatan Baltimore terhadap Rantai Pasokan AS

Kompas.com - 01/04/2024, 11:31 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

KAPAL kontainer bernama Dali dan berbendera Singapura menabrak salah satu pilar jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (26/3/2024) dini hari. Kapal kargo itu memiliki panjang hampir setara dengan tiga lapangan sepak bola, atau kira-kira 300 meter. Kapal Dali di hari kejadian itu memiliki bobot total sekitar 96 juta kilogram. Saat itu, kapal sedang disewa untuk mengangkut kargo dari perusahaan Maersk milik Denmark.

Jembatan berusia 47 tahun itu runtuh akibat tabrakan tersebut. Saat kejadian, delapan pekerja sedang berada di jembatan tersebut. Dari mereka itu, dua orang selamat dan pihak berwenang baru menemukan dua jenazah. Empat pekerja lainnya diperkirakan telah tewas.

Tabrakan itu diketahui karena hilangnya tenaga mesin kapal secara tiba-tiba.

“Beberapa menit sebelum (menabrak) anjungan, terjadi pemadaman (listrik) total di kapal sehingga kapal kehilangan tenaga mesin dan tenaga listrik. Benar-benar pemadaman listrik total,” kata Clay Diamond, direktur eksekutif dan penasihat umum American Pilots Association.

Segala cara dilakukan untuk memperlambat laju kapal. Namun kapal itu akhirnya menabrak pilar jembatan. Kapal justru mengarah ke kanan dan menabrak pilar alih-alih melewati bagian tengah jembatan.

Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura mengonfirmasi Dali telah kehilangan tenaga mesin.

“Akibatnya (matinya listrik sesaat), kapal tidak dapat mempertahankan arah yang diinginkan dan bertabrakan dengan jembatan Francis Scott Key,” kata pihak Singapura dalam sebuah pernyataan.

Jembatan Baltimore pada dasarnya “fracture critical” dan tidak memiliki redundansi. Artinya, jika ada satu komponen gagal, maka kemungkinan besar akan menyebabkan sebagian atau seluruh jembatan runtuh. Meski demikian, Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, Jennifer Homendy mengatakan, jembatan ini dalam kondisi memuaskan ketika terakhir kali dilakukan inspeksi pada Mei tahun lalu.

Jembatan Baltimore merupakan salah satu jembatan fracture critical dari total 17.468 jembatan fracture critical yang ada di AS. Total jumlah jembatan di AS 615.000 unit.

Fokus pemerintah AS kini adalah mencari sisa pekerja yang masih hilang. Diskusi terkait pembangunan kembali akan dilakukan setelahnya.

“Ini akan memakan waktu,” kata Presiden Biden. “Masyarakat Baltimore dapat mengandalkan kami untuk tetap bersama mereka di setiap langkah hingga pelabuhan dibuka kembali dan jembatan dibangun kembali.”

Salah Satu Jembatan Rangka Terpanjang di AS

Jembatan itu dibangun dengan maksud meringankan kekhawatiran lalu lintas dan pemeliharaan Terowongan Pelabuhan Baltimore yang melayani jalur air. Pembangunan jembatan ini dimulai tahun 1972 dan selesai pada Maret tahun 1977 dengan perkiraan biaya 110 juta dolar AS.

Menurut Preservation Maryland, proyek itu merupakan pencapaian yang signifikan karena berhasil membangun salah satu jembatan rangka terpanjang di AS.

Selama beberapa dekade, jembatan ini telah menjadi jalur transportasi penting bagi penduduk Maryland dan banyak pengemudi lain yang melintasi Pantai Timur, terutama antara New York dan Washington, DC. Jembatan sepanjang sekitar 2 kilometer itu dilalui sekitar 30.000 orang setiap hari dan volume lalu lintas keseluruhan dapat mencapai sekitar 11,3 juta kendaraan setiap tahunnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com