Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Solusi Dua Negara Sulit Dicapai dalam Konflik Palestina?

Kompas.com - 24/01/2024, 10:38 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

GAGASAN solusi dua negara untuk mengakhiri konflik Palestina kembali muncul ke permukaan di tengah berkecamuknya perang antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza. Sejumlah pemimpin dunia, seperti Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, dan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, telah kembali menyuarakan gagasan lama itu.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung merespons dengan menyatakan bahwa pihaknya tidak tertarik dengan ide tersebut.

Baca juga: Uni Eropa Terus Tekan Israel Terkait Solusi Dua Negara

Solusi dua negara mengacu pada gagasan bahwa penyelesaian paling praktis untuk konflik Palestina-Israel adalah membagi tanah yang secara historis disebut Palestina menjadi dua negara: yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab-Palestina. Solusi itu diharapkan bisa mengakhiri konflik berkepanjangan yang telah terjadi antara Israel dan tetangga Arab-nya.

Gagasan tersebut sebetulnya menjadi kebijakan yang paling luas diterima secara internasional, meskipun orang-orang Israel dan Palestina kini semakin melihatnya sebagai sesuatu yang mustahil.  Mengapa sulit?

Baca juga: Sejarah Munculnya Solusi Dua Negara untuk Israel dan Palestina

Pendudukan Israel

Pendudukan Israel menjadi isu kunci yang mencegah orang-orang Palestina membentuk negara sendiri. Israel mencaplok wilayah Palestina (Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur) sejak tahun 1967 setelah mereka menang dalam Perang Enam Hari. Warga Palestina itu hidup di bawah pemerintahan militer sejak saat itu. Upaya mediasi internasional sejak 1990-an gagal mengubah status quo.

Walaupun pendudukan berakhir, misalnya, hanya tinggal sedikit tanah yang tersedia bagi orang-orang Palestina untuk membangun negara. Orang-orang Yahudi membangun permukiman di wilayah yang diduduki. Kini orang Yahudi yang tinggal di permukiman di wilayah Palestina mencapai 700.000 orang.

Perselisihan Internal

Bahkan jika pun Israel dipaksa untuk mengakhiri pemerintahan militernya di lokasi yang diduduki, orang-orang Palestina sendiri sudah sangat terpecah. Kelompok seperti Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang diakui secara internasional mendukung solusi dua negara.  Sementara gerakan Islamis Hamas ingin penghancuran Israel.

Perpecahan politik antara Fatah (PLO) yang berkuasa di Tepi Barat dan Hamas yang mengendalikan Jalur Gaza menjadi salah satu hambatan utama. Ketegangan politik ini telah mengakibatkan ketidakmampuan Palestina untuk bersatu dalam menghadapi Israel. Pada ujungnya, kondisi itu membuat negosiasi damai menjadi sulit dilakukan.

Situasi semacam itu terjadi juga di pihak Israel. Di kalangan warga Israel ada perbedaan politik dan pandangan mengenai masa depan Palestina. Ada partai politik yang memiliki pandangan yang berbeda mengenai isu Palestina, mulai dari yang mendukung solusi dua negara hingga yang mendukung pemukiman orang-orang Yahudi di Tepi Barat yang diduduki Israel. 

Baca juga: Sejarah Penggunaan Nama Palestina: Digunakan Romawi untuk Hina Bangsa Yahudi

Faktor-faktor sosial, budaya, dan agama juga memperumit proses perdamaian. Misalnya, klaim historis atas wilayah yang sama oleh kedua pihak berakar dalam sejarah dan agama, yang menjadikan konflik sangat emosional dan rumit.

Intervensi Negara-negara Tetangga

Intervensi dan tekanan dari negara-negara tetangga atau pihak luar juga menjadi tantangan dalam upaya mencapai solusi dua negara untuk Israel dan Palestina. Negara-negara di Timur Tengah memiliki berbagai kepentingan dan pandangan yang beragam terkait konflik itu.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari kesepakatan Abraham Accords. Namun, negara-negara ini juga memiliki peran penting dalam mendukung solusi damai antara Israel dan Palestina. Mereka dapat memberikan tekanan kepada Israel untuk melakukan kompromi, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan mereka sendiri dalam hubungan regional.

Di sisi lain, Iran dan Suriah telah lama menjadi pendukung utama Palestina dan sering kali memberikan dukungan finansial dan militer kepada kelompok-kelompok bersenjata Palestina.

Hal itu menciptakan ketegangan tambahan dalam upaya mencapai perdamaian, karena konflik regional yang melibatkan negara-negara itu dapat memengaruhi dinamika Israel-Palestina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com