Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Menghadapi Meningkatnya Ketidakpuasan Warga Gaza

Kompas.com - 05/07/2024, 13:30 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber BBC

SEORANG pria dalam sebuah video yang beredar di media sosial itu terlihat sangat terpukul, ekspresi penuh kesakitan tampak jelas di wajahnya yang berlumuran darah.

“Saya seorang akademisi. Saya sebelumnya memiliki kehidupan yang baik, namun kita memiliki kepemimpinan (Hamas) yang buruk. Mereka sudah terbiasa dengan pertumpahan darah kita, semoga Tuhan mengutuk mereka! Mereka sampah!” kata pria itu.

Video tersebut – yang tidak terbayangkan bisa muncul sebelum perang Gaza – direkam di luar sebuah rumah sakit, yang dipenuhi ratusan warga Palestina yang jadi korban dari operasi militer Israel untuk membebaskan sejumlah sandera dari Gaza tengah pada pertengahan Juni lalu.

Baca juga: Hamas Sebut Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel Tak Temui Kemajuan

Beberapa detik sebelum video berakhir, pria menoleh ke arah kerumunan orang-orang.

“Saya salah satu dari kalian, tetapi kalian adalah pengecut. Kita bisa menghindari serangan ini!” katanya.

Video itu viral, dan itu bukan satu-satunya.

Kritik Terbuka terhadap Hamas

Kritik terbuka terhadap Hamas semakin meningkat di Gaza, baik di jalanan maupun di dunia maya.

Beberapa pihak secara terbuka mengkritik Hamas karena menyembunyikan para sandera warga Israel di apartemen dekat pasar yang ramai, atau karena menembakkan roket dari wilayah warga sipil.

Sejumlah warga mengatakan kepada BBC bahwa sumpah serapah dan makian terhadap kepemimpinan Hamas kini menjadi hal biasa di pasar. Berapa pengemudi gerobak keledai bahkan menjuluki keledai mereka dengan nama pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.

“Orang-orang mengatakan hal-hal seperti, ‘Hamas telah menghancurkan kita’ atau bahkan memohon kepada Tuhan untuk mengambil nyawa mereka,” kata seorang pria kepada BBC.

“Mereka bertanya untuk apa serangan pada 7 Oktober (2023) itu – ada yang bilang serangan itu adalah hadiah untuk Israel.”

Beberapa bahkan mendesak para pemimpin mereka untuk menyetujui gencatan senjata dengan Israel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com