Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)

Kompas.com - 25/06/2024, 09:33 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber Reuters

Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul: Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS Bertarif Rp 1,1 Miliar, Pakai Pesawat Carter

PESAWAT Legend Airlines yang membawa sekitar 300 penumpang warga India dan mendarat di bandar San Salvador pada 15 Juli tahun lalu tetapi kemudian penumpang dan krunya tak diizinkan turun oleh pihak El Salvador berangkat dari Fujairah di Uni Emirat Arab (UEA). Pesawat itu sempat singgah di Paris, Prancis. Demikian menurut data penerbangan dari layanan pelacakan penerbangan global Flightradar24 yang dilihat kantor berita Reuters.

Berdasarkan data penerbangan dan keterangan tiga awak pesawat, saat pesawat Airbus seri A 340 itu diparkir di bandara San Salvador, anggota kru membuka jendela kokpit untuk mengangkut makanan dan air. Namun tidak ada petugas kebersihan yang diizinkan naik ke pesawat, bahkan seorang penumpang yang mengeluh sakit batu ginjal tidak diberikan akses untuk mendapat perawatan medis.

Baca juga: Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS Bertarif Rp 1,1 Miliar, Pakai Pesawat Carter

Saat pesawat lepas landas untuk kembali ke UEA sekitar delapan jam kemudian, pilot dan para awak kabin, yang ikut dalam penerbangan saat persinggahan singkat di Paris sekitar 19 jam sebelumnya, masih tetap bertugas.

Para awak kabin mengatakan, para penumpang, termasuk anak-anak, berada di dalam pesawat selama sekitar dua hari penuh. Rekaman video yang dibagikan kepada Reuters menunjukkan para staf penerbangan menjatuhkan kantong sampah ke landasan dari pintu kabin yang terbuka sebelum mereka bersiap untuk lepas landas.

Otoritas Penerbangan Sipil (Civil Aeronautical Authority/CAA) Romania mengatakan, pihaknya telah diberitahu mengenai insiden tersebut dan tentang kekhawatiran AS bahwa “beberapa penumpang India yang melakukan perjalanan ke Amerika Tengah dengan penerbangan sewaan tersebut memiliki rencana untuk bermigrasi secara tidak biasa (irregularly migrate) ke Amerika Serikat.”

Namun dikatakan, “CAA Rumania tidak memiliki tanggung jawab hukum sehubungan dengan undang-undang imigrasi yang berlaku di Amerika Serikat.”

“Ada banyak orang India yang bepergian ke mana-mana,” kata Bakayoko, pengacara Legend, “Jadi sebenarnya, hal itu tidak mencurigakan sama sekali.”

Dia tidak mau mengungkapkan siapa yang menyewa Legend Airlines untuk menerbangkan pesawat charteran tersebut.

Penerbangan yang berbalik arah tersebut merupakan penerbangan Legend ketiga ke San Salvador yang tercatat dalam data penerbangan selama periode dua minggu mulai tanggal 29 Juni.

 

Menurut salah satu awak kabin di pesawat itu, para penumpang pada penerbangan pertama pada Juni itu diizinkan turun dari pesawat tetapi pejabat bandara Salvador curiga.

“Mereka menanyakan banyak pertanyaan seperti, dari mana asal kami? Perusahaannya dari mana? Di mana, kapan perusahaan itu didirikan?” kata anggota awak kabin itu.

Menurut database pemerintah Rumania, Legend Airlines terdaftar di Rumania tahun 2020. Pemilik Legend, Ramin Youresh, mantan eksekutif Kam Air Afghanistan, dan Timor Shah Shahab, tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar. Reuters tidak bisa menemukan penumpang yang berada dalam penerbangan tersebut.

Bakayoko tidak mau berkomentar tentang struktur kepemilikan perusahaan.

Nikaragua Jadi Tempat Transi Baru

Setelah penerbangan pada Juli tahun itu ditolak El Salvador, data penerbangan menunjukkan tidak ada lagi penerbangan ke Amerika Tengah hingga 9 Desember tahun itu, ketika sebuah pesawat Legend jenis Airbus kemudian mendarat di Managua di Nikaragua. Data tersebut mencatat ada empat penerbangan Legend lainnya menuju Managua selama dua minggu berikutnya.

Pada titik ini, AS menganggap Nikaragua sebagai “pusat utama migrasi tidak biasa antarbenua,” kata Eric Jacobstein, wakil asisten sekretaris di Biro Wilayah Bumi Barat (yang meliputi Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Kepulauan Karibia) Departemen Luar Negeri AS, kepada Reuters.

Menurut data dari Bank Sentral Nikaragua, sekitar 879.000 penumpang mendarat di bandara Managua tahun lalu. Angka itu meningkat 56 persen dari tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19 menghentikan penerbangan. Hanya 573.000 orang yang terbang keluar dari bandara itu.

Baca juga: Sejarah Migrasi Kaum Gipsi atau Roma

Seorang pejabat senior Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan bahwa pada beberapa rute penerbangan komersial ke wilayah tersebut, lebih dari 10 persen kursi diisi oleh orang-orang yang berniat bermigrasi ke AS. Pejabat itu menolak menyebutkan nama perusahaan yang mengoperasikan penerbangan-penerbangan itu.

Kementerian Keuangan Nikaragua mencatat pendapatan sebesar 1,9 miliar cordoba Nikaragua (52 juta dolar) dari biaya pendaratan dan visa transit tahun lalu, kurang dari dua persen pendapatan pemerintah secara keseluruhan, namun lebih dari lima kali lipat pendapatan dari biaya yang sama pada tahun 2019.

 

Pemerintahan Joe Biden pada Mei lalu mengambil langkah-langkah untuk memberlakukan pembatasan visa terhadap 250 pejabat Nikaragua dan memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan pemerintah terkait migrasi tidak biasa dan kebijakan yang represif.

Pada hari sanksi itu diumumkan, Wakil Presiden Murillo tidak membahasnya secara langsung, namun mengecam “para pengkhianat, pengecut, dan orang-orang yang mengabdi pada imperialis Yankee” di televisi lokal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com