Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kompas.com - 18/04/2024, 10:45 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Gaza tidak memiliki industri berat yang dapat mendukung produksi senjata. Menurut CIA Factbook, industri utamanya adalah tekstil, pengolahan makanan, dan furnitur.

Namun salah satu ekspor utama Gaza adalah besi tua, yang dapat menjadi bahan pembuatan senjata di jaringan terowongan bawah tanah di wilayah kantong tersebut.

Logam-logam tersebut dalam banyak kasus berasal dari pertempuran destruktif sebelumnya di Gaza. Ahmed Fouad Alkhatib menulis tentang hal tersebut untuk Forum Fikra di Washington Institute for Near East Policy pada tahun 2021.

Alkhatib menulis, ketika infrastruktur Gaza hancur akibat serangan udara Israel, barang rongsongkan yang tersisa – seperti lempengan logam dan pipa logam, besi baja, kabel listrik – masuk ke bengkel-bengkel senjata Hamas dan kemudian muncul dalam bentuk tabung roket atau alat peledak lainnya.

Dia juga menulis, mendaur ulang amunisi Israel yang tidak meledak untuk dijadikan bahan peledak dan komponen lainnya menambah rantai pasokan Hamas.

“Operasi militer Israel (IDF) secara tidak langsung memberi Hamas material-material yang justru diawasi ketat atau dilarang sama sekali di Gaza,” tulisnya.

Pihak Israel kini menyadari hal itu. New York Times pertengah April ini melaporkan, informasi intelijen Isarel menunjukkan, Hamas mampu membuat banyak roket dan persenjataan anti-tank dari ribuan amunisi yang gagal meledak yang ditembakan Israel ke Gaza. Bahan peledak milik militer Israel memungkinkan Hamas menghujani Israel dengan roket dan, untuk pertama kalinya, menyerang kota-kota Israel dari Gaza.

“Persenjataan yang tidak meledak adalah sumber utama bahan peledak bagi Hamas,” kata Michael Cardash, mantan wakil kepala Divisi Penjinak Bom Polisi Nasional Israel dan seorang konsultan polisi Israel kepada New York Times.

“Mereka membongkar bom-bom (yang ditembakkan dan gagal meledak) dari Israel, bom-bom artileri dari Israel, dan banyak dari bom-bom tersebut yang digunakan dan diolah kembali untuk menjadi bahan peledak dan roket mereka.”

Para pakar senjata mengatakan, sekitar 10 persen amunisi biasanya gagal meledak. Namun dalam kasus Israel, angkanya bisa lebih tinggi. Pasalnya, persenjataan Israel mencakup rudal-rudal dari era Vietnam, yang sudah lama dihentikan produksinya oleh AS dan kekuatan militer lainnya. Tingkat kegagalan beberapa rudal itu bisa mencapai 15 persen, kata seorang perwira intelijen Israel, yang tidak ingin namanya disebutkan, kepada New York Times.

Berdasarkan perhitungan itu, pengeboman sporadis selama bertahun-tahun dan pengeboman baru-baru ini di Gaza telah "memenuhi" wilayah itu dengan ribuan ton persenjataan yang belum meledak dan menunggu untuk digunakan kembali. Satu bom seberat 344 kg yang gagal meledak bisa menjadi ratusan rudal atau roket.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com