Serangan pada 7 Oktober itu menunjukkan penggunaan aneka senjata rakitan yang dibuat Hamas. Ini termasuk drone serbu buatan Iran dan peluncur roket buatan Korea Utara, jenis senjata yang diketahui diselundupkan Hamas ke Gaza melalui terowongan. Tentu saja, Iran tetap menjadi sumber utama uang dan senjata Hamas.
Namun senjata lain, seperti bahan peledak anti-tank, hulu ledak RPG, granat termobarik, dan perangkat improvisasi, merupakan senjata-senjata Israel yang dirakit ulang. Hal itu berdasarkan sejumlah video Hamas dan sisa-sisa senjata yang ditemukan Israel.
Roket dan rudal membutuhkan bahan peledak dalam jumlah besar, yang menurut sejumlah pejabat militer merupakan bahan yang paling sulit untuk diselundupkan ke Gaza.
Namun Hamas menembakkan begitu banyak roket dan rudal pada 7 Oktober itu sehingga sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, tidak dapat mengimbanginya. Roket-roket menghantam kota-kota besar dan pangkalan militer, memberikan perlindungan bagi anggota Hamas yang menyerbu ke Israel. Sebuah roket bahkan menghantam pangkalan militer yang diyakini merupakan bagian dari program rudal nuklir Israel.
Baca juga: Siapa Kelompok Hamas dan Apa Keinginannya dalam Perang Melawan Israel?
Hamas dulunya mengandalkan bahan-bahan seperti pupuk dan gula bubuk untuk membuat roket. Namun sejak tahun 2007, Israel memberlakukan blokade ketat, membatasi impor barang-barang, termasuk peralatan elektronik dan komputer, yang dapat digunakan untuk membuat senjata.
Blokade itu dan penertiban terhadap terowongan yang dipakai untuk penyelundupan barang menuju dan keluar Gaza memaksa Hamas menjadi lebih kreatif.
Kemampuan manufakturnya sekarang cukup canggih untuk membuat hulu ledak bom yang beratnya mencapai 907 kg, untuk mendapatkan bahan peledak, dan menggunakannya kembali.
“Mereka memiliki industri militer di Gaza. Ada yang berada di atas permukaan tanah, ada yang di bawah tanah, dan mereka mampu memproduksi banyak barang yang mereka butuhkan,” kata Eyal Hulata, yang menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Israel dan kepala Dewan Keamanan Nasional sebelum mengundurkan diri tahun lalu.
Seorang pejabat militer Barat mengatakan, sebagian besar bahan peledak yang digunakan Hamas dalam perangnya dengan Israel tampaknya dibuat dengan menggunakan amunisi yang tidak meledak yang diluncurkan Israel. Salah satu contohnya, kata pejabat itu, adalah jebakan berbahan peledak yang menewaskan 10 tentara Israel pada Desember lalu.