Beberapa senjata itu menuju Tepi Barat, dan yang lainnya menuju Gaza melalui Sinai. Namun laporan tersebut berfokus pada keamanan militer. Konsekuensinya dianggap hanya sebagai sebuah renungan (afterthought): “Kita sedang memberi bahan bakar kepada musuh kita dengan senjata kita sendiri,” demikian bunyi salah satu baris laporan tersebut.
Konsekuensinya menjadi jelas pada 7 Oktober. Beberapa jam setelah Hamas menerobos perbatasan, empat tentara Israel menemukan mayat seorang pria bersenjata Hamas yang terbunuh di luar pangkalan militer Re'im.
Aksara Ibrani terbaca pada granat di ikat pinggangnya, kata salah satu tentara, yang mengenali granat itu sebagai granat antipeluru milik Israel, sebuah model terbaru. Beberapa petempur Hamas lainnya menyerbu pangkalan itu, dan pejabat militer Israel mengatakan sejumlah senjata dijarah dan dibawa ke Gaza.
Beberapa mil dari situ, anggota tim forensik Israel menemukan salah satu dari 5.000 roket yang ditembakkan Hamas hari itu. Saat memeriksa roket tersebut, mereka mengetahui bahwa bahan peledak roket tersebut kemungkinan besar berasal dari rudal Israel yang tidak meledak yang ditembakkan ke Gaza pada perang sebelumnya.