Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Putin Abaikan Informasi Intelijen AS bahwa ISIS Akan Serang Rusia...

Kompas.com - 26/03/2024, 10:45 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Putin Sebut Kelompok Militan tetapi Tetap Tuding Ukraina

Senin kemarin atau tiga hari setelah serangan itu, Putin akhirnya mengakui bahwa tragedi pada pekan lalu itu dilakukan kelompok militan Islam. Namun dia menambahkan, serangan tersebut juga menguntungkan Ukraina dan bahwa Kyiv mungkin berperan dalam serangan tersebut.

Putin menyatakan hal itu dalam pertemuan di Kremlin yang membahas langkah-langkah yang diambil sebagai respons terhadap serangan tersebut.

"Kami tahu kejahatan itu dilakukan oleh tangan kelompok Islam radikal yang memiliki ideologi yang telah diperangi dunia Muslim selama berabad-abad," kata Putin dalam komentar yang diposting di aplikasi pesan Telegram.

Dia tidak secara langsung menyebut ISIS. Putin mengulangi pernyataannya sebelumnya bahwa para penyerang berusaha melarikan diri ke Ukraina, dan mengatakan ada "banyak pertanyaan" yang harus diperiksa.

“Pertanyaan yang muncul adalah siapa yang diuntungkan dari hal ini?” kata Putin.

“Kekejaman ini mungkin hanya satu rangkaian dari serangkaian upaya yang dilakukan oleh mereka yang berperang dengan negara kita sejak tahun 2014 oleh rezim neo-Nazi di Kyiv.”

“Kita tahu siapa yang melakukan kejahatan terhadap Rusia dan rakyatnya. Namun yang menjadi kepentingan kita adalah siapa yang memerintahkannya.”

Baca juga: Siapa ISIS-K dan Mengapa Menyerang Konser di Moskwa?

Putin mengatakan, tujuan serangan itu adalah untuk "menaburkan kepanikan". Dia mengemukakan, saat pasukan Rusia bergerak maju ke medan perang Ukraina, serangan itu juga bisa dimaksudkan untuk “menunjukkan kepada penduduk mereka sendiri bahwa bagi rezim Kyiev tidak semuanya telah hilang”.

UKraina Membantah

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dalam sebuah pidato videonya, mencemooh komentar Putin. Dia mengatakan, bagi Putin, "semua orang adalah teroris, kecuali dirinya sendiri, meskipun dia telah melakukan teror selama dua dekade."

Pernyataan Zelenskiy itu merujuk pada tuduhan bahwa Putin berada di balik beberapa aksi kekerasan di Rusia sejak mengambil alih kekuasaan tahun 2000.

“Begitu dia pergi, kebutuhan akan teror dan kekerasan akan hilang bersamanya,” kata Zelenskiy.

Putin memerintahkan invasi besar-besaran terhadap Ukraina pada Februari 2022 setelah delapan tahun konflik di Ukraina timur antara pasukan Ukraina dan warga Ukraina yang pro-Rusia.

Ukraina membantah terlibat dalam penembakan pada Jumat lalu itu dan Zelenskiy menuduh Putin hanya berusaha mengalihkan kesalahan.

Mengapa ISIS Serang Rusia?

Dua sumber CNN yang mengetahui informasi AS soal rencana ISIS-K menyerang Rusia mengatakan, sejak November tahun lalu terdapat arus informasi intelijen yang menyatakan ISIS-K, afiliasi ISIS yang aktif di Afghanistan dan wilayah sekitarnya, bertekad untuk menyerang Rusia.

Moskwa telah melakukan intervensi besar-besaran dalam perang saudara di Suriah, dengan mendukung Presiden Bashar al-Assad dan melawan ISIS.

ISIS-K “melihat Rusia terlibat dalam kegiatan yang secara teratur menindas umat Islam,” kata Michael Kugelman dari Wilson Center yang berbasis di Washington.

Dia menambahkan, kelompok tersebut juga termasuk sejumlah militan Asia Tengah, yang punya persoalan mereka sendiri terhadap Moskwa.

Seorang pejabat AS mengatakan pada Jumat lalu bahwa Washington tidak punya alasan untuk meragukan klaim ISIS bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan terbaru tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com