Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Putin Abaikan Informasi Intelijen AS bahwa ISIS Akan Serang Rusia...

Kompas.com - 26/03/2024, 10:45 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

BEBERAPA hari sebelum para penyerang menyerbu gedung Crocus Citty Hall di pinggiran Kota Moskwa dalam serangan yang menewaskan seratus orang lebih, Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan Moskwa bahwa kelompok militan ISIS berencana untuk menyerang Rusia. Namun Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengabaikan informasi tersebut. Dia malah menyebutnya sebagai hal yang “provokatif".

Orang-orang bersenjata dari kelompok ISIS-K, afiliasi ISIS yang aktif di Afghanistan dan wilayah sekitarnya, kemudian menyerbu gedung konser di pinggiran Moskwa itu pada Jumat (22/3/2024). Mereka melepaskan tembakan dan melemparkan perangkat pembakar dalam sebuah serangan teroris terburuk di ibu kota Rusia itu dalam beberapa dekade terakhir.

Baca juga: Rusia Ragukan ISIS Bertanggung Jawab atas Penembakan Konser Moskwa, lalu Siapa Pelakunya?

Alexander Bastrykin, kepala Komite Investigasi Rusia, mengatakan dalam pertemuan di Kremlin pada Senin kemarin bahwa jumlah korban tewas naik menjadi 139 orang, dan 182 orang terluka.

ISIS sendiri telah mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Putin Abai dan Gagal

Para pakar mengatakan, skala serangan tersebut – beberapa adegan serangan terekam dalam rekaman video yang diperoleh CNN yang menunjukkan kerumunan orang meringkuk di belakang kursi sementara suara tembakan bergema di aula yang luas – akan sangat memalukan Putin. Dia mengusung isu keamanan nasional seminggu sebelumnya saat memenangkan pemilu yang telah direkayasa sedemikian rupa agar dirinya kembali berkuasa di Rusia.

Para pakar mengatakan, badan intelijen Rusia tidak hanya gagal mencegah serangan itu, tetapi Putin sendiri juga tidak mengindahkan peringatan AS bahwa para ekstremis berencana menyerang Moskwa.

Awal Maret ini, Kedutaan Besar AS di Rusia mengatakan, pihaknya “memantau laporan bahwa para ekstremis mempunyai rencana untuk menargetkan pertemuan besar di Moskwa,” termasuk konser. AS sendiri telah memperingatkan warganya untuk menghindari tempat-tempat seperti itu.

Baca juga: Rusia Tolak Komentari Klaim ISIS Bertanggung Jawab atas Penembakan Konser Moskwa 

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson mengatakan, pemerintah AS telah “membagikan informasi ini kepada pihak berwenang Rusia sesuai dengan kebijakan ‘kewajiban untuk memperingatkan’ yang sudah lama ada.

Namun dalam pidatonya pada Selasa lalu, Putin mengecam peringatan AS itu sebagai “provokatif.” Dia mengatakan “tindakan (peringatan) ini menyerupai pemerasan dan niat untuk mengintimidasi dan mengacaukan masyarakat kita.”

Pernyataan Putin tersebut keluar meskipun pihak berwenang Rusia telah melaporkan beberapa insiden yang melibatkan ISIS dalam sebulan terakhir.

Kantor berita RIA Novosti yang dikelola pemerintah Rusia melaporkan pada 3 Maret bahwa enam anggota ISIS tewas dalam operasi kontra-teroris di Ingush Karabulak; pada 7 Maret, kantor berita itu menyebutkan bahwa dinas keamanan telah mengungkap dan “menetralisir” sel organisasi terlarang Vilayat Khorasan di wilayah Kaluga, yang anggotanya merencanakan serangan terhadap sebuah sinagoga di Moskwa; dan pada 20 Maret, dikatakan bahwa komandan kelompok tempur ISIS telah ditahan.

Prancis pada Senin kemarin juga mengatakan, informasi intelijen mengindikasikan ISIS bertanggung jawab atas serangan terhadap gedung konser di pinggiran Kota Moskwa itu.

“Informasi yang tersedia bagi kami... dan juga para mitra utama kami, memang menunjukkan bahwa ISIS-lah yang melakukan serangan itu,” kata Emmanuel Macron kepada wartawan. Dia , merujuk pada afiliasi ISIS di Afghanistan, yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan atau ISIS-K.

“Kelompok ini juga mencoba melakukan beberapa tindakan di tanah air kami,” ujarnya saat berkunjung ke Guyana Prancis.

Prancis telah menaikkan peringatan kewaspadaan teror ke tingkat tertinggi pada hari Minggu lalu setelah penembakan di Moskwa itu.

Presiden Rusia dan calon presiden Vladimir Putin berbicara kepada massa saat rapat umum dan konser merayakan 10 tahun aneksasi Rusia atas Krimea di Lapangan Merah di Moskow pada 18 Maret 2024.AFP/NATALIA KOLESNIKOVA Presiden Rusia dan calon presiden Vladimir Putin berbicara kepada massa saat rapat umum dan konser merayakan 10 tahun aneksasi Rusia atas Krimea di Lapangan Merah di Moskow pada 18 Maret 2024.
Putin Sebut Kelompok Militan tetapi Tetap Tuding Ukraina

Senin kemarin atau tiga hari setelah serangan itu, Putin akhirnya mengakui bahwa tragedi pada pekan lalu itu dilakukan kelompok militan Islam. Namun dia menambahkan, serangan tersebut juga menguntungkan Ukraina dan bahwa Kyiv mungkin berperan dalam serangan tersebut.

Putin menyatakan hal itu dalam pertemuan di Kremlin yang membahas langkah-langkah yang diambil sebagai respons terhadap serangan tersebut.

"Kami tahu kejahatan itu dilakukan oleh tangan kelompok Islam radikal yang memiliki ideologi yang telah diperangi dunia Muslim selama berabad-abad," kata Putin dalam komentar yang diposting di aplikasi pesan Telegram.

Dia tidak secara langsung menyebut ISIS. Putin mengulangi pernyataannya sebelumnya bahwa para penyerang berusaha melarikan diri ke Ukraina, dan mengatakan ada "banyak pertanyaan" yang harus diperiksa.

“Pertanyaan yang muncul adalah siapa yang diuntungkan dari hal ini?” kata Putin.

“Kekejaman ini mungkin hanya satu rangkaian dari serangkaian upaya yang dilakukan oleh mereka yang berperang dengan negara kita sejak tahun 2014 oleh rezim neo-Nazi di Kyiv.”

“Kita tahu siapa yang melakukan kejahatan terhadap Rusia dan rakyatnya. Namun yang menjadi kepentingan kita adalah siapa yang memerintahkannya.”

Baca juga: Siapa ISIS-K dan Mengapa Menyerang Konser di Moskwa?

Putin mengatakan, tujuan serangan itu adalah untuk "menaburkan kepanikan". Dia mengemukakan, saat pasukan Rusia bergerak maju ke medan perang Ukraina, serangan itu juga bisa dimaksudkan untuk “menunjukkan kepada penduduk mereka sendiri bahwa bagi rezim Kyiev tidak semuanya telah hilang”.

UKraina Membantah

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dalam sebuah pidato videonya, mencemooh komentar Putin. Dia mengatakan, bagi Putin, "semua orang adalah teroris, kecuali dirinya sendiri, meskipun dia telah melakukan teror selama dua dekade."

Pernyataan Zelenskiy itu merujuk pada tuduhan bahwa Putin berada di balik beberapa aksi kekerasan di Rusia sejak mengambil alih kekuasaan tahun 2000.

“Begitu dia pergi, kebutuhan akan teror dan kekerasan akan hilang bersamanya,” kata Zelenskiy.

Putin memerintahkan invasi besar-besaran terhadap Ukraina pada Februari 2022 setelah delapan tahun konflik di Ukraina timur antara pasukan Ukraina dan warga Ukraina yang pro-Rusia.

Ukraina membantah terlibat dalam penembakan pada Jumat lalu itu dan Zelenskiy menuduh Putin hanya berusaha mengalihkan kesalahan.

Mengapa ISIS Serang Rusia?

Dua sumber CNN yang mengetahui informasi AS soal rencana ISIS-K menyerang Rusia mengatakan, sejak November tahun lalu terdapat arus informasi intelijen yang menyatakan ISIS-K, afiliasi ISIS yang aktif di Afghanistan dan wilayah sekitarnya, bertekad untuk menyerang Rusia.

Moskwa telah melakukan intervensi besar-besaran dalam perang saudara di Suriah, dengan mendukung Presiden Bashar al-Assad dan melawan ISIS.

ISIS-K “melihat Rusia terlibat dalam kegiatan yang secara teratur menindas umat Islam,” kata Michael Kugelman dari Wilson Center yang berbasis di Washington.

Dia menambahkan, kelompok tersebut juga termasuk sejumlah militan Asia Tengah, yang punya persoalan mereka sendiri terhadap Moskwa.

Seorang pejabat AS mengatakan pada Jumat lalu bahwa Washington tidak punya alasan untuk meragukan klaim ISIS bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan terbaru tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com