Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Berjalan Presiden Putin Unik, Dampak Pelatihan Menembak di KGB?

Kompas.com - 22/03/2024, 09:44 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Para peneliti menulis adanya “bukti kuat yang menunjukkan bahwa Medvedev dilatih untuk bersuara, berpenampilan, dan yang terpenting, berjalan seperti presiden.”

Studi tersebut pada akhirnya menyimpulkan bahwa gerakan lengan asimetris Putin kemungkinan merupakan "adaptasi perilaku yang dihasilkan dari militer atau intelijen.”

Bloem mengakui bahwa penelitiannya tidak memiliki akses terhadap catatan medis Putin. Namun, dia mengatakan, cara berjalan Putin, yang tidak biasa, terus menjadi bahan perdebatan kecil dan terus berkembang di kalangan spesialis medis.

“Ini adalah penelitian yang tidak biasa, namun ada pesan yang sangat serius di dalamnya” terkait observasi neurologis, ujar dia.

Bloem menambahkan, “Cara berjalan Putin yang tidak normal telah diketahui sebelumnya.”

“Apa yang kami kemukakan, namun dengan sangat hati-hati, adalah hipotesis baru,” demikian penjelasan Bloem.

Baca juga: Putin Berharap Kemenangan Trump Mampu Ubah Arah Rusia ke Depan

Sebelumnya, Bloem dan kolega-koleganya yang lain sempat berpikir bahwa cara berjalan Putin berkaitan dengan kondisi kesehatan. Saat itu, kemungkinan paling besarnya adalah penyakit Parkinson yang menyebabkan kekakuan pada tangan kanannya.

Spekulasi terkait kesehatan Putin kini masih jadi perdebatan. Beberapa video menunjukkan tangan dan kaki Putin yang cenderung bergetar dan tidak stabil. Contohnya pada tahun 2022 ketika Putin menyambut Presiden Belarus, terlihat Putin mendekap salah satu tangannya ke dadanya setelah terlihat bergetar. Dalam video yang sama, kakinya juga tampak tidak stabil.

Hingga saat ini, tidak dapat dipastikan apa yang menyebabkan cara berjalan Putin yang unik. Putin tidak pernah mengeluarkan pernyataan apapun terkait kesehatannya. Tidak adanya catatan medis juga menjadikan semua hipotesis diatas sebatas spekulasi.

Karier Putin

Putin lahir pada 7 Oktober 1952. Dia menempuh pendidikan hukum di Leningrad State University. Setelah itu, Putin bergabung dengan Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), badan intelijen Uni Soviet sebagai perwira intelijen asing.

Saat di KGB, Putin sempat ditempatkan di Dresden, Jerman Timur selama enam tahun. Putin akhirnya pensiun dari KGB di tahun 1990 dengan pangkat letnan kolonel, lalu kembali ke Rusia menjadi rektor Leningrad State University yang bertanggung jawab atas hubungan eksternal kampus tersebut.

Segera setelah itu Putin menjadi penasihat Sobchak, walikota St. Petersburg pertama yang terpilih secara demokratis. Putin dengan cepat mendapatkan kepercayaan Sobchak dan menjadi terkenal karena kemampuannya menyelesaikan segala sesuatu. Pada tahun 1994, ia diangkat menjadi wakil walikota pertama.

Tahun 1996, Putin pindah ke Moskwa di mana ia bergabung dengan staf kepresidenan sebagai wakil Pavel Borodin, kepala administrator Kremlin. Putin semakin dekat dengan rekannya dari Leningrad, Anatoly Chubais, dan naik jabatan ke posisi administratif.
Pada Juli 1998, Presiden Boris Yeltsin menjadikan Putin sebagai direktur Dinas Keamanan Federal (FSB; penerus KGB untuk urusan domestik). Tidak lama setelah itu, Putin naik menjadi sekretaris Dewan Keamanan. Tahun 1999, Putin ditunjuk menjadi perdana menteri oleh Presiden Yeltsin.

Popularitas Putin mulai meningkat ketika ia melancarkan operasi militer terorganisir melawan pemberontak separatis di Chechnya. Masyarakat Rusia sangat mengapresiasi sikap dingin dan tegas Putin di bawah tekanan, berbeda dengan perilaku Yeltsin selama beberapa tahun yang dinilai tidak menentu.

Pada akhir tahun 1999, Yeltsin mengundurkan diri dan memilih Putin menjadi Presiden sementara. Pada Maret 2000, Putin dengan mudah memenangkan pemilu dan sejak saat itu memulai karirnya sebagai seorang presiden.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com