Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Selalu Menang, Apa Fungsi Pemilu di Rusia?

Kompas.com - 18/03/2024, 15:32 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Pemilu di Rusia dilakukan guna mendapatkan legitimasi pemerintahan serta pengakuan internasional. Bagi Putin, hal itu sangat penting agar ia dapat mengklaim dukungan untuk perang Rusia melawan Ukraina.

Maka, pemilu masih berlangsung tetapi dikontrol secara ketat dan tidak menghasilkan pergantian pemerintahan. Hal ini merupakan fenomena otoritarianisme elektoral.

Diadakannya pemilu juga berfungsi untuk memperkuat kekuasaan Rusia di wilayah-wilayah yang mereka klaim secara ilegal atau aneksasi, seperti Crimea, Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk.

Noon Against Putin

Pemilu yang telah diakali, invasi di Ukraina, dan korupsi di pemerintahan Putin mendorong ribuan warga Rusia melakukan aksi protes yang mereka sebut “Noon Against Putin”. Gerakan ini pertama kali disuarakan politisi dari St Petersburg, Maxim Reznik, yang kemudian dipopulerkan Alexei Navalny, rival terbesar Putin yang tewas dalam penjara.

Gerakan itu juga didukung sejumlah tokoh anti-Putin terkemuka, termasuk Mikhail Khodorkovsky, mantan oligarki terkaya di Rusia, dan Gary Kasparov, grandmaster catur yang kemudian menjadi tokoh oposisi. Komite Anti-Perang yang terdiri dari puluhan tokoh pembangkang di pengasingan juga turut mendukung aksi tersebut.

Dalam aksi itu, mereka yang mengaku anti-Putin mendatangi tempat-tempat pemilihan secara serentak pada siang hari di hari terakhir pemilu sambil menyuarakan keberatannya terhadap pemerintahan Putin.

Contohnya Maria Dorofeyeva yang memegang sebuah papan bertulis “Melawan Putin, melawan perang! Demi kebebasan, perdamaian, dan pemilu yang adil!” sembari berdiri dalam antrean untuk pemilu di kedutaan besar Rusia di London. Orang Rusia diaspora di Georgia juga bergabung dalam protes itu sambil mengangkat banner besar bertuliskan “Cukup Putin, kebohongan, perang, penindasan”.

Meski begitu, para partisipan gerakan tersebut dituntut untuk tetap mengikuti pemilu, hanya saja tidak memilih Putin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com