Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Permusuhan Korea Utara dengan Korea Selatan

Kompas.com - 16/03/2024, 10:40 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Pada 27 Juli 1953, komandan militer AS mewakili Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa, Tentara Rakyat Korea, dan Tentara Relawan Rakyat Tiongkok menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Korea. Penandatanganan tersebut sekaligus mengakhiri tiga tahun Perang Korea.

Tahun 1954, Jenewa, Swiss menjadi tuan rumah perundingan perdamaian Korea. Namun, pada akhirnya tidak ada perjanjian perdamaian resmi yang ditandatangani. Dengan demikian, Semenanjung Korea secara teknis masih dalam keadaan perang sampai saat ini.

Perjanjian Gencatan Senjata juga menciptakan Garis Demarkasi Militer (MDL) pada garis kontak terakhir antara pasukan yang bertentangan. Kedua belah pihak juga diharuskan mundur dua kilometer dari MDL untuk membentuk Zona Demiliterisasi (DMZ) selebar empat kilometer, yang membentang sepanjang 241 kilometer melintasi lebar semenanjung Korea. Kedua belah pihak diizinkan mengakses bagian dua kilometer milik mereka di DMZ, tetapi dilarang melintasi MDL tanpa izin dari pihak lain.

Dengan berlanjutnya hubungan kuat dengan Barat dan kehadiran militer AS, Korea Selatan berhasil mengembangkan perekonomian mereka dengan sangat pesat. Korea Selatan juga aktif mengambil upaya untuk mewujudkan Korea yang demokratis.

Sementara itu, Korea Utara menjadi negara yang sangat terisolasi, terutama setelah runtuhnya Uni Soviet tahun 1990-an. Korea Utara yang sangat bergantung dengan Uni Soviet mulai mengalami kemunduran sejak Uni Soviet runtuh.

Politik di Korea Utara selama tiga generasi (76 tahun) berturut-turut hanya dipimpin satu keluarga yang sama dengan sifat diktatornya yang serupa. Keluarga Kim Jong Un telah memimpin Korea Utara sejak negara itu didirikan tahun 1948. Kim Jong Un adalah generasi ketiga dari dinasti Kim yang memerintah, setelah kakeknya, Kim Il-sung, yang mendirikan Korea Utara dan menjadi pemimpin pertamanya, dan ayahnya, Kim Jong-il.

Korea Utara juga dikenal aktif dalam upaya pengembangan program nuklir. Hal ini berkontribusi dalam meningkatnya ketegangan Korea Utara dengan Korea Selatan serta sekutunya, khususnya AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com