Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa di Balik Maraknya Penculikan di Nigeria

Kompas.com - 13/03/2024, 17:19 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Politik juga turut menjadi salah satu alasan utama maraknya penculikan di Nigeria. Bagi banyak warga Nigeria, aksi Boko Haram juga dipandang sebagai upaya untuk menunjukkan kekuatan kelompok mereka kepada pemerintah Nigeria.

Ada pula yang berpendapat bahwa aksi Boko Haram yang banyak menargetkan perempuan-yang bersekolah memiliki arti harfiah “pendidikan Barat adalah dosa”. Dengan kata lain, Boko Haram berniat menakut-nakuti para perempuan ini agar tidak melanjutkan pendidikan.

 Respon Pemerintah Kurang

Setelah tebusan dibayarkan, seringkali tahanan dibebaskan opara leh pelaku. Ada kalanya, tahanan ini juga berhasil diselamatkan tanpa perlu membayar tebusan. Namun, adapun yang kurang beruntung, mereka tewas terbunuh.

Maraknya serangan bandit juga menyebabkan minimnya pasokan pangan nasional. Serangan bandit telah mendorong banyak petani meninggalkan tanah mereka. Masalah ini diperparah dengan penetapan pajak oleh pejabat negara yang sewenang-wenang dan pemerasan yang dilakukan kelompok kriminal.

Jalan-jalan utama, termasuk jalan raya yang menghubungkan Abuja dengan pusat komersial utama di wilayah utara seringkali menjadi lokasi penyerangan sehingga memaksa truk-truk pengangkut barang menunggu hingga kekerasan mereda atau mencari rute alternatif.

Sayangnya, respon pemerintah terkait hal ini dinilai masih sangat minim. Menurut lembaga riset Nigeria SBM Intelligence, hampir 5.000 orang telah diculik sejak Presiden Bola Tinubu menjabat pada Mei 2023.

Tinubu telah berjanji untuk mengatasi ketidakamanan yang tidak terkendali dengan merombak dan memperluas lembaga penegak hukum serta memberi mereka pelatihan dan peralatan yang lebih baik. Namun, perekonomian yang terpuruk hanya membuat negara ini semakin berbahaya.

Nigeria sebenarnya juga memiliki pasukan polisi nasional sebanyak 300.000 personel yang dikendalikan secara terpusat. Meski begitu, lagi-lagi usaha ini mengalami tantangan operasional dan terbukti belum mampu mengatasi kriminalitas yang meluas, pemberontakan di wilayah timur laut, bentrokan mematikan antara petani dan penggembala di wilayah tengah, serta kekerasan separatis dan geng di wilayah tenggara.

Pada Februari lalu, pemerintah mengatakan pihaknya mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan kepolisian negara bagian untuk meningkatkan penegakan hukum, namun belum ada tindak lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com