Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Rafah, Kota Kuno yang Kini Menjadi Tempat Pengungsian

Kompas.com - 15/02/2024, 12:44 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

KOTA Rafah, yang terletak di titik paling selatan Jalur Gaza dan berbatasan dengan Mesir, kini menjadi pusat perhatian dunia karena Israel mulai melancarkan serangan darat ke wilayah itu. Ratusan ribu warga Palestina terpojok di kota itu. Mereka telah lari dari Gaza bagian utara demi menghindari serangan Israel.

Mereka tidak bisa lagi terus melarikan diri ke selatan. Gerbang perbatasan Mesir sempat ditutup dan kini hanya dibuka terbatas untuk evakuasi orang yang terluka parah dan untuk memasok bantuan pangan ke Gaza.

Dunia pun cemas. Serangan darat Israel ke Rafah akan menjadikan daerah itu sebagai lokasi pembantaian bagi warga sipil. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), telah menyerukan agar Israel menghentikan serangan.

Baca juga: China Desak Israel Setop Serang Rafah, Peringatkan Bencana Kemanusiaan Serius

Kota Kuno

Rafah memiliki sejarah panjang, sudah terbentang lebih dari 3000 tahun. Di zaman kuno, kota ini, yang dikenal sebagai gerbang utara Sinai, menghubungkan Mesir dengan Levant (wilayah Timur Tengah di sepanjang pantai timur Laut Mediterania yang mencakup Palestina, Israel, Lebanon, Suriah, Yordania saat ini).

Rafah adalah penyebutan dalam bahasa Arab. Dalam bahasa Ibrani kota itu disebut Rafiah, dalam bahasa Asyur menjadi Rapihu, dan dalam bahasa Yunani sebutannya adalah Raphia.

Dalam catatan sejarah, nama Rafah pertama kali disebutkan dalam sebuah prasasti Mesir dari awal abad ke-13 SM, dari zaman Firaun Seti I. Firaun Seti I melakukan operasi militer di Levant untuk mengembalikan prestise Mesir di kawasan tersebut.

Nama Rafah kemudian disebutkan dalam teks Mesir kuno lainnya, seperti dalam surat satir Papirus Anastasi I (1250 SM) dan dalam relief Portal Bubastite (Prasasti Shishak) di kuil Amun di Karnak, dari Firaun Shishak (Sheshonk) I.

Pada tahun 720 SM, Kaisar Sargon II dari Asyur mengalahkan koalisi pasukan Mesir dan Filistin dalam pertempuran sengit di Rafah. Pasukan Asiria yang menang dalam pertempuran lalu menjarah dan membakar Rafah, serta mengasingkan hampir semua penduduknya.

Selama era Helenistik (332–167 SM), Rafah menjadi pusat operasi militer selama Perang Diadochi, serangkaian konflik antara para jenderal terkemuka yang menggantikan Raja Alexander III dari Makedonia (Alexander Agung) yang bersaing untuk menguasai kerajaannya yang luas.

Baca juga: Mengapa Rafah Sangat Penting bagi Gaza

Pada era Hasmonean (167–63 SM), Raja Yannai Alexander dari Yudea menaklukkan Rafah. Kota itu berada di bawah pemerintahan Hasmonean (bangsa Yahudi) sampai era Romawi (63 SM – 313 M), ketika jenderal Romawi, Pompey yang Agung, merebut kota itu dari orang-orang Yahudi. Jenderal dan gubernur Romawi, Aulus Gabinius, kemudian membangun kembali kota itu tahun 57 M.

Pada era Bizantium (324–638 M), tepatnya pada abad kelima dan keenam, Rafah memiliki tahta keuskupan.  Dalam Konsili Efesus tahun 431 Rafah mengirim perwakilan yaitu Uskup Romanus.

Rafah juga muncul di Peta Madaba (pertengahan abad keenam). Peta Madaba, yang juga dikenal sebagai Mosaik Madaba, merupakan sebuah mosaik lantai dari abad ke-6 Masehi yang ditemukan di gereja Bizantium kuno di Madaba, Yordania. Peta itu terkenal karena menggambarkan peta tertua yang diketahui dari Tanah Suci, mencakup wilayah dari Lebanon ke Delta Nil di Mesir dan dari Laut Mediterania ke daerah timur di seberang Sungai Yordan, termasuk tempat-tempat penting seperti Yerusalem, Betlehem, dan Yerikho.

Tahun 635, Rafah ditaklukkan oleh Jenderal Amr ibn al-As dari Arab. Itu merupakan bagian dari penaklukan awal kaum Muslim dan kota itu segera menjadi kota perbatasan provinsi dan pusat komersial regional yang dilengkapi pasar, masjid, dan karavan.

Di bawah Kesultanan Ayyubiyah, Rafah menjadi tempat pemberhentian dalam perjalanan ke Mesir. Kesultanan Ayyubiyah didirikan Salahuddin Al-Ayyubi (Saladin) setelah dia menggulingkan Dinasti Fatimiyah di Mesir tahun 1171.

Pada awal era modern, Rafah berada di bawah kendali Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) dan penduduknya menjalankan perekonomian yang mengutamakan pertanian, peternakan, dan peternakan lebah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com