Tahun 1799, Jenderal Napoleon Bonaparte dari Prancis dan Tentara Revolusioner-nya menyerbu Rafah. Serbuan itu merupakan bagian dari operasi militer Prancis di Mesir dan Suriah.
Pada awal abad ke-20, sejumlah anggota komunitas Yahudi (yishuv) di Israel dan kelompok-kelompok Zionis di Eropa tengah dan timur gagal membeli tanah dan menetap di wilayah tersebut.
Tahun 1917, pada Perang Dunia I, angkatan bersenjata Inggris merebut kota tersebut dalam Pertempuran Rafa/Aksi Rafah, kemudian menggunakannya sebagai markas sebelum melancarkan serangan berikutnya ke Gaza. Kehadiran tentara itu menarik para migran ekonomi untuk menghuni kembali kota tersebut, yang dibangun kembali tahun 1920-an di bawah Mandat Inggris.
Selama Perang Dunia II, kamp-kamp besar Angkatan Darat Inggris di Rafah mempekerjakan orang-orang Arab setempat. Setelah Perang Kemerdekaan Israel (1947–1949), para pengungsi Arab menetap di bekas kamp Inggris di Rafah, yang saat itu berada di bawah pemerintahan Mesir di Jalur Gaza.
Tahun 1956, dalam Operasi Sinai (Operasi Kadesh), Israel sempat menguasai Rafah sampai pasukan Israel kemudian menarik diri dari kota itu tahun berikutnya. Namun Israel merebut kembali kota itu dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Tahun 1982, Israel menarik diri dari Semenanjung Sinai dan dalam menciptakan kembali perbatasan Mesir-Gaza, Rafah lalu dibagi menjadi dua bagian, sebagain masuk wilayah Mesir dan sebagian Gaza. Di tengahnya ada zona penyangga yang besar — Koridor Philadelphi (panjangnya 14 km, terbentang antara Laut Mediterania dan tiga jalur penyeberangan perbatasan Kerem Shalom).
Tahun 1994, penguasaan Rafah diserahkan kepada Otoritas Palestina. Tahun 2005, Israel secara sepihak keluar dari Jalur Gaza dan mengalihkan kendali atas perbatasan Rafah, satu-satunya titik pelintasan antara Jalur Gaza dan Mesir, kepada Otoritas Palestina.
Tahun 2007, kelompok Hamas menguasai Rafah saat mereka melakukan pengambilalihan Jalur Gaza. Wilayah itu kemudian segera diblokade oleh Israel, juga Mesir.
Baca juga: Mesir Kerahkan 40 Tank ke Perbatasan Gaza
Tahun 2023, Rafah dan titik lintas perbatasan Rafah menjadi bagian dari medan perang Israel-Hamas menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober ke wilayah Israel. Ratusan ribu warga dari Jalur Gaza utara melarikan diri ke selatan, termasuk ke Rafah, dan banyak yang berusaha masuk ke Mesir melalui titik lintas perbatasan Rafah. Namun perbatasan itu ditutup rapat oleh Mesir sebelum akhirnya dibuka secara terbatas untuk mengevakuasi pengungsi yang terluka parah.
Rafah kini menjadi tempat bagi banyak pengungsi Palestina yang meninggalkan rumah mereka akibat konflik Arab-Israel. Pembangunan kamp pengungsi di Rafah menandai awal dari periode baru dalam sejarah kota, di mana masalah sosial dan politik menjadi lebih kompleks. Konflik berkelanjutan antara Israel dan Palestina telah meninggalkan bekas yang mendalam pada Rafah.
Kota ini telah menjadi saksi berbagai peristiwa kekerasan dan perlawanan. Pembatasan yang ketat, pembangunan tembok pemisah, dan seringnya konfrontasi militer telah mengubah wajah kota dan kondisi hidup penduduknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.