Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik AS-Iran Memanas, Ini Peta Operasi Pasukan Mereka di Timur Tengah

Kompas.com - 02/02/2024, 10:54 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber CNN,BBC

Meskipun jumlah pasti persenjataan kelompok Islam Syiah itu tidak diketahui, para ahli memperkirakan mereka memiliki antara 150.000 dan 200.000 rudal, serta roket dan mortir. Ratusan rudal tersebut “memiliki presisi tinggi dan sangat destruktif”. Demikian menurut penilaian Institute for National Security Studies di Tel Aviv.

Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, mengklaim kelompoknya memiliki 100.000 petempur, termasuk tentara aktif dan cadangan. Iran diyakini sebagai pemasok senjata utama Hizbullah.

Yaman

Inti dari konflik proksi antara Iran dan AS saat ini adalah pemberontak Houthi di Yaman, yang telah meningkatkan serangannya terhadap kapal-kapal kargo di Laut Merah. Kelompok itu mengatakan, serangan tersebut merupakan balasan terhadap Israel terkait perang di Gaza.

Kelompok itu saat ini menguasai Yaman utara, dan terlibat dalam pertempuran selama hampir delapan tahun dengan koalisi yang didukung AS dan Saudi sebelum sepakat untuk gencatan senjata tahun lalu.

Senjata-senjata Houthi sebagian besar dirakit dari komponen-komponen yang diproduksi Iran, yang diselundupkan ke Yaman dalam bentuk potongan-potongan. Namun kelompok tersebut kemudian melakukan modifikasi progresif yang menghasilkan perbaikan besar secara keseluruhan.

Militer AS menempatkan kapal perang di Laut Merah, di lepas pantai Yaman. Dari situ pasukan AS menyerang sasaran Houthi. Desember lalu, AS membentuk koalisi lebih dari 20 negara untuk menjaga lalu lintas maritim komersial di Laut Merah dari serangan Houthi.

Jalur Gaza dan Israel

Jalur Gaza yang terkepung merupakan rumah bagi kelompok militan Hamas, yang diyakini Israel memiliki sekitar 30.000 anggota pasukan sebelum perang Gaza dimulai. Hamas didirikan tahun 1987. Pada tanggal 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 lainnya.

Iran telah membangun hubungan yang lebih dekat dengan kelompok tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Berbeda dengan sekutu Teheran lainnya di kawasan itu, Hamas adalah organisasi Muslim Sunni, bukan organisasi Syiah seperti sekutunya yang lain.

Tidak ada bukti bahwa Iran mengetahui  rencana serangan pada 7 Oktober lalu dan Iran diyakini tidak memiliki pengaruh besar terhadap Hamas dibandingkan sekutunya yang lain di kawasan. Namun AS percaya, Iran secara historis telah memberikan hingga 100 juta dolar per tahun dalam bentuk dukungan gabungan kepada kelompok militan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ), kelompok militan lain yang berbasis di Gaza.

Di sisi lain perbatasan, Israel adalah penerima bantuan militer AS terbesar. Washington telah menyumbang lebih dari 130 miliar dolar bantuan sejak berdirinya negara Yahudi tersebut tahun 1948.

Negara-negara Arab Teluk dan Turki

Meskipun perang Israel-Hamas belum meluas ke negara-negara di Teluk Arab, beberapa negara di kawasan tersebut merasa terancam karena mereka pernah menjadi sasaran kelompok-kelompok yang terkait dengan Iran sebelumnya. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab diserang Houthi masing-masing pada tahun 2019 dan 2022.

Negara-negara Teluk yang menjadi sekutu AS juga merupakan rumah bagi penempatan pasukan AS terbesar di dunia. AS memiliki sekitar 13.500 pasukan di Kuwait. Itu merupakan kehadiran militer AS terbesar di kawasan tersebut. Hanya Jerman, Jepang, dan Korea Selatan yang menampung lebih banyak pasukan AS dibandingkan Kuwait.

Kehadiran militer AS terbesar kedua di kawasan ini di Qatar, Negara itu menampung sekitar 10.000 pasukan AS di Pangkalan Udara Al-Udeid, pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah yang juga merupakan rumah bagi US Central Command’s Forward Headquarters dan Combined Air Operations Centre.

Bulan ini AS secara diam-diam mencapai kesepakatan untuk memperpanjang kehadiran militernya selama 10 tahun lagi di pangkalan tersebut.

Qatar menjalin hubungan dengan Hamas. Hamas memiliki kantor politik di Doha sejak 2012.

Lebih dari 2.700 tentara AS ditempatkan di Pangkalan Udara Prince Sultan di Arab Saudi, sementara UEA menampung 3.500 personel militer AS di Pangkalan Udara Al Dhafra, yang merupakan rumah bagi Gulf Air Warfare Center.

Pusat kehadiran militer AS lainnya ada di Bahrain, yang menjadi tuan rumah Komando Pusat Angkatan Laut AS dan merupakan markas Armada Kelima Angkatan Laut. Turki menampung 1.465 anggota militer AS di pangkalan udara Incirlik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com