Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik AS-Iran Memanas, Ini Peta Operasi Pasukan Mereka di Timur Tengah

Kompas.com - 02/02/2024, 10:54 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber CNN,BBC

Sejak perang Israel-Hamas dimulai, muncul sebuah kelompok baru yang menamakan dirinya Perlawanan Islam di Irak (IRI). Kelompok itulah yang mengaku bertanggung jawab atas penyerangan Tower 22 di Yordania hari Minggu lalu.

Menurut Washington Institute for Near East Policy (WINEP), sebuah lembaga think thank, IRI merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan operasi semua milisi yang didukung Iran di Irak. Tujuannya untuk memungkinkan berbagai milisi Irak menyerang pasukan AS di Irak dan Suriah tetapi mengaburkan pelaku sebenarnya.

Para ahli mengatakan, beberapa kelompok, seperti Kataib Hizbullah, lebih bertanggung jawab kepada pihak berwenang di Teheran dibandingkan kepada pemerintah di Bagdad. US Office of the Director of National Intelligence yakin kelompok itu memiliki anggota hingga 10.000 orang. Irak juga merupakan rumah bagi Organisasi Badr yang didirikan Garda Revolusi serta Asaib Ahl Al-Haq.

Kelompok-kelompok yang didukung Iran telah melakukan puluhan serangan terhadap pasukan AS di Irak sejak perang di Gaza dimulai, yang dibalas AS dengan serangan udara. Akhir pekan lalu, personel AS terluka dalam serangan rudal balistik di Pangkalan Udara Al-Asad di Irak. Itu merupakan kedua kalinya rudal balistik digunakan untuk menargetkan pasukan AS dan koalisi di negara tersebut sejak 7 Oktober.

Hingga tahun 2008, pada puncak perang Irak, AS memiliki 160.000 tentara di negara itu. Saat ini, sekitar 2.500 pasukan dikerahkan di beberapa pangkalan, termasuk Erbil AB, Al-Asad AB, dan pangkalan JOC-I (Union III) di Bagdad.

Khawatir negaranya akan menjadi ajang perang regional, Perdana Menteri Irak bulan ini mengatakan bahwa Baghdad sedang mencari jalan keluar dari koalisi pimpinan AS. AS telah menekankan bahwa militernya hadir di negara tersebut atas undangan pemerintah.

Suriah

Iran mempunyai kehadiran langsung di Suriah, di mana Pasukan Quds, unit elite Garda Revolusi yang menangani operasi luar negeri, dikerahkan setelah pemberontakan tahun 2011 untuk mendukung rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Anggota pasukan itu bertugas sebagai penasihat militer dan bertempur di garis depan untuk Assad, bersama milisi yang didukung Iran.

Suriah juga menjadi tuan rumah bagi Brigade Zainabiyoun dan Fatemiyoun, milisi Syiah yang terkait dengan Garda Revolusi yang diyakini merekrut petempur dari Afghanistan dan Pakistan.

Sementara itu, AS memiliki 800 anggota pasukan di Suriah sebagai bagian dari misi berkelanjutan untuk mengalahkan ISIS. Sebagian besar tentara AS ditempatkan di tempat yang oleh para pejabat militer disebut sebagai “Kawasan Keamanan Suriah Timur,” di mana AS mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang anti-rezim. Mereka berada di timur laut negara itu. Ada juga pasukan AS di Suriah bagian tenggara, di mana AS mendukung Syrian Free Army, yang juga menentang rezim Bashar al-Assad. Rezim Assad menganggap AS sebagai penjajah.

Pasukan AS di Suriah semakin sering diserang oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran dalam beberapa pekan terakhir.

Yordania

Pasukan AS tewas di Tower 22, sebuah pangkalan AS di timur laut Yordania dekat perbatasan dengan Suriah. Pasukan AS berada di sana sebagai bagian dari misi pemberian nasihat dan bantuan untuk Yordania. Para pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak ditembakkan oleh militan yang didukung Iran dan tampaknya berasal dari Suriah.

Kelompok Perlawanan Islam di Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan di Telegram bahwa mereka telah menyerang empat pangkalan di sepanjang perbatasan Yordania, termasuk tiga di Suriah.

Yordania menampung sekitar 3.000 tentara AS. Sebagai sekutu lama AS dan penerima  bantuan militer AS, pangkalan udara Yordania seperti Pangkalan Udara Muwaffaq Salti di Azraq, telah menjadi kunci bagi misi intelijen, pengawasan, perolehan target, dan pengintaian AS di Suriah dan Irak, di mana Washington memerangi ISIS.

Libanon

Lebanon merupakan rumah bagi kekuatan paramiliter paling kuat di Timur Tengah, yaitu  Hizbullah yang didukung Iran. Hizbullah merupakan salah satu proksi regional Iran yang paling efektif.

Kelompok itu memiliki basis utama di perbatasan Israel-Lebanon dan telah melancarkan aksi baku tembak dengan Israel sejak perang Gaza dimulai. Hizbullah dekat dengan Hamas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com