Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Silvio Berlusconi dan Kontroversinya

Kompas.com - 13/06/2023, 23:14 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Skandalnya yang paling terkenal adalah dugaan pesta "bunga bunga" di vilanya yang dihadiri oleh gadis penari erotis--sebuah peristiwa yang berakhir dengan hukuman karena dia membayar pekerja seks komersial di bawah umur untuk berhubungan seks.

Belakangan terungkap bahwa pada tahun 2010, Berlusconi, ketika menjadi perdana menteri, telah menelepon kantor polisi dan meminta pembebasan Karima "Ruby" El Mahroug yang berusia 17 tahun. Remaja berjuluk Ruby Heart-Stealer itu ditahan karena pencurian. Dia juga dilaporkan sebagai tamu pesta "bunga bunga".

Media Italia melaporkan bahwa perdana menteri mengeklaim gadis itu adalah keponakan atau cucu dari presiden Mesir, dan dia berusaha menghindari insiden diplomatik.

Berlusconi dinyatakan bersalah membayarnya untuk hubungan seks dan menyalahgunakan kekuasaannya pada 2013--tetapi keputusan itu dibatalkan pada tahun berikutnya.

Sementara itu, Berlusconi selalu menolak klaim bahwa dia telah membayar perempuan mana pun untuk berhubungan seks. Dia mengatakan bahwa tindakan itu "menghilangkan kenikmatan penaklukan". Tapi dia juga mengakui dia "bukan orang suci".

Baca juga: Silvio Berlusconi dan Skandal Seks yang Membuatnya Porak-Poranda

Forza Italia sekali lagi

Menghadapi masalah anggaran nasional dan terlibat dalam skandal pribadi, partai People of Freedom pimpinan Berlusconi tampil buruk dalam pemilihan lokal 2011. Partai itu kehilangan Milan, kampung halaman dan basis kekuatan Berlusconi.

Namun dia tetap populer, hanya terpaut 1 persen dari kemenangan pemilihan umum 2013. Akhirnya, partai itu terpecah--dan Berlusconi meluncurkannya kembali dengan nama aslinya, Forza Italia.

Kalah dalam pemilu dan dilarang menduduki jabatan publik karena hukuman pidananya, sepertinya karier politik Berlusconi telah berakhir.

Namun, Forza Italia berada di urutan ketiga dalam pemilihan 2018 dengan nama Berlusconi melekat pada partai tersebut.

Pada 2019, Berlusconi kembali mengikuti pemilu dan menang.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Pada 2019, Berlusconi kembali mengikuti pemilu dan menang.
Berlusconi berjanji untuk "setia mendukung" upaya pemimpin Partai Liga, Matteo Salvini, dalam membentuk koalisi pemerintahan--tetapi Partai Liga memilih untuk memerintah tanpa Forza Italia.

Sekali lagi, sepertinya karier politik Berlusconi akan segera berakhir. Namun, pada tahun 2018, pengadilan memutuskan bahwa dia dapat, sekali lagi, mencalonkan diri untuk jabatan publik. Pengadilan menyatakan Berlusconi telah "direhabilitasi".

Pada 2019, Berlusconi mencalonkan diri untuk Parlemen Eropa. Sebagai kandidat teratas dalam daftar partainya, dia dengan mudah memenangkan kursi Eropa untuk dirinya sendiri.

Tiga tahun kemudian, dia kembali ke parlemen Italia dan Forza Italia menjadi anggota koalisi sayap kanan Giorgia Meloni.

Baca juga: Silvio Berlusconi Bebas dari Tuduhan Skandal Pesta Seks Bunga Bunga

Ikon kontroversial

Dengan rambut hitamnya yang disisir ke belakang dan skandal cabul, Berlusconi langsung dikenali oleh khalayak.

Dia juga menjadi terkenal karena selera humornya yang dipertanyakan. Pada satu kesempatan, dia menilai seorang anggota parlemen Eropa dari Jerman akan menjadi penjaga kamp konsentrasi yang baik--dan di kesempatan lain, mengeklaim bahwa Mussolini sebenarnya adalah pemimpin yang ramah.

Dia menolak pernyataan ini sebagai lelucon. Namun, dia juga teman lama Vladimir Putin dan menyalahkan Ukraina atas invasi Rusia ketika pemerintahnya sendiri sangat mendukung Kyiv.

Mungkin keterlibatannya di hampir setiap aspek kehidupan Italia yang paling membuat marah para pengkritiknya--terutama kerajaan medianya, yang, menurut banyak orang, memberinya keuntungan yang tidak adil dalam pemilihan.

Banyak orang Italia yang memilihnya merasa kesuksesannya sebagai konglomerat adalah bukti kemampuannya, alasan mengapa dia harus mengelola negara.

Berlusconi sendiri menepis klaim bahwa memadukan bisnis dan politik lebih menguntungkan dirinya secara pribadi daripada Italia secara keseluruhan.

"Kalau dalam mengurus kepentingan semua orang, saya juga mengurus kepentingan saya sendiri, Anda tidak bisa bicara konflik kepentingan," tegasnya.

Baca juga: Mantan PM Italia Silvio Berlusconi Sebut Zelensky Biang Keladi Invasi Rusia ke Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com