KOMPAS.com - Thailand adalah negara berkembang, dan perekonomiannya terbesar kedua di Asia Tenggara.
Ekonomi Thailand berupa pasar bebas dengan infrastruktur yang relatif berkembang dengan baik.
Sekitar dua pertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) Thailand berasal dari ekspor elektronik, komoditas pertanian, mobil dan suku cadang, makanan olahan, dan barang-barang lainnya.
Baca juga: Daftar Provinsi Thailand, Jumlahnya 77
Dikutip dari Investopedia, PDB Thailand pada 2020 adalah 501,64 miliar dollar AS (Rp 7,43 kuadriliun) pada 2020.
PDB per kapita Thailand 7.186 dollar AS (Rp 106,54 juta) dengan populasi 69,8 juta penduduk.
HDI (Human Development Index atau Indeks Pengembangan Manusia) Thailand pada 2019 adalah 0,718. HDI yang disusun PBB adalah pengukur untuk menilai tingkat pembangunan sosial dan ekonomi suatu negara.
Kategori yang dinilai di HDI adalah usia harapan hidup, tingkat pendidikan, dan pendapatan.
Skala HDI antara nol sampai satu. Semakin dekat ke angka satu, maka semakin maju negara tersebut.
Tidak ada persyaratan nilai HDI minimum untuk menjadi negara maju, tetapi sebagian besar negara maju nilai HDI-nya lebih dari 0,8.
Pemegang nilai HDI tertinggi adalah Norwegia dengan 0,957, dan posisi terbawah di 20 besar adalah Jepang dengan 0,919.
Baca juga:
Thailand menjadi kisah sukses pembangunan yang banyak dikutip, dengan pertumbuhan kuat yang berkelanjutan dan pengurangan kemiskinan yang signifikan.
Ekonomi Thailand rata-rata tumbuh 7,5 per tahun pada tahun-tahun booming 1960-1996, dan 5 persen selama 1999-2005 setelah Krisis Keuangan Asia.
Pertumbuhan ini menciptakan jutaan lapangan pekerjaan yang membantu menarik jutaan orang keluar dari kemiskinan.
Manfaatnya di sisi kesejahteraan juga sangat baik, yaitu semakin banyak anak mendapatkan lebih banyak tahun pendidikan, dan hampir semua orang sekarang dilindungi oleh asuransi kesehatan seiring bentuk-bentuk jaminan sosial lainnya yang ikut berkembang.