Kekhawatiran itu lalu ditanggapi Rusia dengan memasukkan NATO sebagai bahaya negara nomor satu.
Jika Rusia menjadi anggota NATO, itu akan memperluas ekspansi aliansi tersebut ke China yang berbagi perbatasan 4.000 kilometer dengan Rusia.
Hal tersebut diprediksi akan mengganggu keseimbangan keamanan global tripolar antara NATO, Rusia, dan China.
China, sementara itu, dapat curiga bahwa Rusia dan NATO bersatu untuk menahan atau bahkan melemahkan mereka.
Moscow Times turut menduga kemungkinan AS atau NATO ke depannya bisa melancarkan tindakan militer ke China atau Iran.
Jika serangan itu terjadi dan Rusia menjadi anggota NATO, secara otomatis "Negeri Beruang Merah" akan menjadi sasaran serangan balik China atau Iran.
Untuk menghindari skenario itu, menurut Moscow Times, Rusia harus netral dari NATO.
Baca juga: Daftar Negara Anggota NATO dan Cara Bergabung
Alasan keempat kenapa Rusia tidak masuk NATO adalah menghindari berakhirnya keanggotaan mereka di CSTO (Collective Security Treaty Organization) atau Organisasi Traktat Keamanan Kolektif, yang diperjuangkan Moskwa dengan sangat keras sejak pembentukannya pada 2002 untuk menyaingi NATO dan mendapatkan pengaruh keamanan global.
"Saya yakin itu (keanggotaan Rusia di NATO) tidak masuk akal," kata Kepala CSTO Nikolai Bordyuzha pada 16 September 2021.
"Apa arti keanggotaan NATO jika Rusia sudah menciptakan kerangka keamanannya sendiri dengan para sekutunya dan fungsi keamanan kolektif ini berfungsi dengan baik?"
Utusan Rusia untuk NATO Dmitry Rogozin dalam wawancara pada April 2009 dengan European-Asian News juga berkata, "Kami bisa menangani masalah keamanan kami secara mandiri... Kami tidak membutuhkan NATO."
CSTO beranggotakan enam negara yaitu Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.
Baca juga: Mampukah NATO Menandingi Superioritas Udara Rusia di Wilayah Baltik?
Terakhir, jika bergabung dengan NATO maka Rusia merasa "hanya" akan setara negara-negara besar Eropa lainnya seperti Jerman, Inggris, atau Perancis, dan membuyarkan mimpinya sebagai negara adidaya.
Rusia merasa itu bentuk penghinaan bagi derzhavniki, kekuatan nasionalis ketika Uni Soviet masih utuh dan besar
Ikutnya Rusia ke NATO juga dirasa akan menjadi pengakuan de facto bahwa mereka berada di bawah Amerika Serikat dalam organisasi keamanan terbesar dan paling berpengaruh di dunia.
Kremlin ingin mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaannya sebagai kekuatan regional dan global, dan itu tidak mungkin tercapai jika Rusia masuk NATO dengan Amerika Serikat di pucuk pimpinan aliansinya.
Baca juga: Rencana NATO soal Senjata Nuklir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.