Salin Artikel

Kenapa Rusia Tidak Masuk NATO? Ini 5 Alasannya

Kemudian, dikutip dari situs web NATO, pada 2014 aliansi itu menangguhkan semua kerja sama praktis dengan Rusia sebagai tanggapan atas tindakan agresifnya di Ukraina.

Kerja sama tersebut mencakup proyek-proyek di Afghanistan, kontra-terorisme, dan kerja sama ilmiah.

NATO yang beranggotakan 30 negara juga mengeklaim, terus berupaya membangun hubungan yang konstruktif dengan Rusia, tetapi akan bergantung pada tindakan Moskwa terhadap hukum internasional dan komitmen internasional.

Lantas, kenapa Rusia tidak masuk NATO sampai sekarang? Berikut lima penyebabnya menurut The Moscow Times.

Meskipun anggota NATO sistem politiknya berbeda-beda, seperti republik presidensial dan parlementer, mereka semua anggaran pertahanannya transparan dan memiliki pengawasan publik serta legislatif atas urusan militer masing-masing.

Itu termasuk penyelidikan independen terhadap pelanggaran militer, kontrol parlemen tentang alokasi dana untuk program senjata, dan kemampuan mengirim pasukan untuk berperang dalam operasi militer asing.

Namun, di Rusia kontrol sipil atas militer menyalahi prinsip-prinsip dasar struktur kekuasaan vertikal Presiden Vladimir Putin, yang menyatukan ketiga cabang kekuasaan menjadi satu cabang eksekutif besar.

Setiap kekuatan otokratis tidak mengizinkan akuntabilitas publik di semua bidang pemerintahan termasuk untuk angkatan bersenjata.

Alasan lain kenapa Rusia tidak ikut NATO adalah menolak syarat transparansi dalam urusan militer.

Rusia sangat sensitif tentang berbagi rahasia militernya dengan NATO, terutama soal kekuatan nuklirnya, meski hal-hal yang dirahasiakan itu sudah menyebar di Barat.

Menurut Moscow Times, target sebenarnya dari NATO tetap Rusia, sama seperti saat Perang Dingin.

Utusan Rusia untuk NATO Dmitry Rogozin pada Maret 2021 menulis di Twitter, NATO terus mengembangkan strategi dan rencana militer untuk melawan Moskwa.

Kekhawatiran itu lalu ditanggapi Rusia dengan memasukkan NATO sebagai bahaya negara nomor satu.

3. Hubungan dengan China

Jika Rusia menjadi anggota NATO, itu akan memperluas ekspansi aliansi tersebut ke China yang berbagi perbatasan 4.000 kilometer dengan Rusia.

Hal tersebut diprediksi akan mengganggu keseimbangan keamanan global tripolar antara NATO, Rusia, dan China.

China, sementara itu, dapat curiga bahwa Rusia dan NATO bersatu untuk menahan atau bahkan melemahkan mereka.

Moscow Times turut menduga kemungkinan AS atau NATO ke depannya bisa melancarkan tindakan militer ke China atau Iran.

Jika serangan itu terjadi dan Rusia menjadi anggota NATO, secara otomatis "Negeri Beruang Merah" akan menjadi sasaran serangan balik China atau Iran.

Untuk menghindari skenario itu, menurut Moscow Times, Rusia harus netral dari NATO.

"Saya yakin itu (keanggotaan Rusia di NATO) tidak masuk akal," kata Kepala CSTO Nikolai Bordyuzha pada 16 September 2021.

"Apa arti keanggotaan NATO jika Rusia sudah menciptakan kerangka keamanannya sendiri dengan para sekutunya dan fungsi keamanan kolektif ini berfungsi dengan baik?"

Utusan Rusia untuk NATO Dmitry Rogozin dalam wawancara pada April 2009 dengan European-Asian News juga berkata, "Kami bisa menangani masalah keamanan kami secara mandiri... Kami tidak membutuhkan NATO."

CSTO beranggotakan enam negara yaitu Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.

Rusia merasa itu bentuk penghinaan bagi derzhavniki, kekuatan nasionalis ketika Uni Soviet masih utuh dan besar

Ikutnya Rusia ke NATO juga dirasa akan menjadi pengakuan de facto bahwa mereka berada di bawah Amerika Serikat dalam organisasi keamanan terbesar dan paling berpengaruh di dunia.

Kremlin ingin mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaannya sebagai kekuatan regional dan global, dan itu tidak mungkin tercapai jika Rusia masuk NATO dengan Amerika Serikat di pucuk pimpinan aliansinya.

https://internasional.kompas.com/read/2022/01/27/140200470/kenapa-rusia-tidak-masuk-nato-ini-5-alasannya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke