Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perang Dingin: Latar Belakang dan Persaingannya

Kompas.com - 27/11/2021, 12:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Perang Dingin adalah perseteruan Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet dalam hal ideologi.

Blok Barat cenderung beraliran liberal dan kapitalis sedangkan Blok Timur menganut paham komunis dan sosialis. Keduanya saling berebut pengaruh terhadap negara lain selama Perang Dingin.

Banyak pihak meyakini Perang Dingin dimulai tak lama setelah Perang Dunia II yakni pada 1947 dan berakir pada 1991 saat keruntuhan Uni Soviet.

Baca juga: 4 Dampak Perang Dingin secara Global: Positif dan Negatif

Latar Belakang Perang Dingin

History mencatat, AS dan Uni Soviet sebenarnya tergabung ke dalam Blok Sekutu dan bersama-sama berperang melawan Blok Poros selama Perang Dunia II.

Meski berada di barisan yang sama, hubungan kedua pihak tersebut sebetulnya bersitegang karena perbedaan ideologi.

AS telah lama waspada dan khawatir terhadap perkembangan komunisme Uni Soviet dan prihatin dengan pemerintahan tirani pemimpinnya, Joseph Stalin.

Di sisi lain, Uni Soviet membenci perilaku AS yang menganaktirikan Uni Soviet dalam komunitas internasional. Uni Soviet juga geram AS tidak bergerak cepat untuk terjun ke dalam Perang Dunia II.

Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, benih-benih kebencian antara kedua belah pihak tumbuh semakin besar.

Aliansi AS, Inggris, dan Uni Soviet mulai terpecah. Benih-benih kebencian tersebut menjadi rasa saling tidak percaya dan permusuhan yang luar biasa.

Baca juga: Persaingan Perang Dingin di Berbagai Bidang: Ekonomi, Atom, hingga Luar Angkasa

Setelah Nazi Jerman dan Blok Poros kalah, ditandatanganilah Perjanjian Postdam.

Perjanjian ini merupakan kesepakatan antara AS, Uni Soviet, dan Inggris untuk menentukan nasib wilayah Jerman pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II.

Salah satu isi perjanjian itu adalah pembagian wilayah Jerman menjadi dua, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur.

Jerman Barat di bawah kekuasaan Inggris, Perancis dan AS, sedangkan Jerman Timur berada di bawah kekuasaan Uni Soviet.

Di Eropa Timur dan Eropa Tengah, Uni Soviet juga menguasai negara-negara bekas jajahan Jerman. Uni Soviet lantas menancapkan pengaruhnya di sana.

Langkah Uni Soviet mengkhawatirkan sekutu dekat AS, Inggris. Kedua negara itu khawatir pengaruh komunisme Uni Soviet bakal mengganggu dominasi mereka di Eropa Barat.

Baca juga: 5 Pesawat Era Perang Dingin yang Masih Andal untuk Bertempur

Dimulainya Perang Dingin

Ilustrasi AS vs. Rusia.Shutterstock Ilustrasi AS vs. Rusia.

Banyak ahli berpendapat Perang Dingin dimulai ketika AS meluncurkan Marshall Plan, bantuan AS untuk negara-negara yang berada di bawah pengaruhnya.

Marshall Plan dipicu oleh ketakutan akan ekspansi komunis dan kemerosotan ekonomi Eropa yang cepat pada musim dingin 1946–1947.

Sebagai tandingannya, Uni Soviet punya Molotov Plan, bantuan yang diberikan Uni Soviet untuk negara-negara Eropa Timur yang terdampak Perang Dunia II.

Pada 1948, Soviet memasang pemerintahan sayap kiri di negara-negara Eropa Timur yang telah dibebaskan oleh Tentara Merah.

Istilah Perang Dingin pertama kali digunakan oleh penulis Inggris, George Orwell, dalam artikel yang diterbitkan pada 1945.

Orwell merujuk pada apa yang dia prediksi akan menjadi persaingan nuklir antara dua sampai tiga negara adidaya.

"Masing-masing memiliki senjata yang dapat digunakan membunuh jutaan orang sekaligus dalam beberapa detik," tulisnya dikutip dari Britannica.

Baca juga: Sejarah Perang Dingin AS-Rusia, Adu Gagasan Liberal dan Komunis

Persaingan dalam Perang Dingin

Poster serial CNN, Cold War. Tampilkan Perang Dingin AS-Rusia.CNN Poster serial CNN, Cold War. Tampilkan Perang Dingin AS-Rusia.

Selama Perang Dingin, persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur terjadi dalam berbagai aspek seperti ekonomi, teknologi, perlombaan senjata, hingga luar angkasa.

Secara khusus, para pejabat AS mendorong pengembangan senjata nuklir. Maka, dimulailah perlombaan senjata nuklir yang membuat dunia khawatir.

Pada 1949 Uni Soviet menguji senjata nuklir mereka sendiri. Sebagai tanggapan, presiden AS kala itu, Harry Truman, mengumumkan negaranya akan membuat senjata nuklir yang lebih dahsyat.

Pada 4 April 1949 Blok Barat mendirikan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Negara-negara pendirinya adalah Belgia, Kanada, Denmark, Perancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan AS.

Baca juga: Perang Saudara yang Berkaitan dengan Perang Dingin

Pembentukan NATO bertujuan untuk mempertahankan Eropa Barat dari kemungkinan serangan Uni Soviet.

Sebagai tandingan NATO, Blok Timur membentuk Pakta Warsawa pada 14 Mei 1955 dalam pertemuan di Warsawa, Polandia.

Pakta Warsawa dibentuk atas kekhawatiran Blok Timur mengenai keberadaan NATO yang sewaktu-waktu dapat menjadi ancaman.

Negara-negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa adalah Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.

Perang Dingin mencapai puncaknya pada 1948-1953. Pada periode ini Soviet tidak berhasil memblokade sektor-sektor Jerman Barat yang dikuasai Barat.

Baca juga: Dampak Perang Dingin di Berbagai Bidang

Pada 1962 Soviet secara diam-diam memasang rudal di Kuba yang dapat diluncurkan ke kota-kota di AS.

Ancaman itu membuat orang-orang AS membangun tempat perlindungan di halaman belakang rumah mereka.

Hal ini memicu krisis yang membawa kedua negara ke ambang pertempuran fisik sebelum akhirnya tercapai kesepakatan untuk menarik rudal.

Perang Dingin secara perlahan mereda pada 1980-an ketika Uni Soviet dipimpin Mikhail Gorbachev mulai menghapus sistem diktator dan menumbuhkan demokrasi.

Perang Dingin diyakini resmi berakhir seiring bubarnya Uni Soviet pada 1991.

Baca juga: Berakhirnya Perang Dingin, Ditandai Runtuhnya Uni Soviet pada 1991

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com