Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bom Nuklir

Kompas.com - 19/10/2021, 13:23 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Energi nuklir bisa jadi amat menguntungkan manusia, tapi juga amat mematikan.

Salah satu penyalahgunaan nuklir adalah lewat
senjata atau bom nuklir.

Ini disebut sebagai senjata paling berbahaya di muka bumi. Ledakannya adalah kehancuran massal. Ekosistem bahkan bisa punah.

Baca juga: Nuklir: Pengertian dan Pemanfaatan

Jenis Bom Nuklir

Senjata nuklir didesain untuk melepaskan energi ledakan sebagai hasil reaksi fisi nuklir, fusi nuklir, atau kombinasi keduanya.

Senjata dari reaksi fisi sering juga dikenal dengan bom atom.

Sedangkan senjata hasil reaksi fusi disebut juga bom termonuklir dan bom hidrogen.

Baca juga: Nuklir Akselerasi Pengembangan Obat Baru

Sejarah Bom Nuklir

Dilansir Ensyclopedia Britannica, nuklir pertama kali dibuat pada Agustus 1942 oleh Amerika Serikat dalam sebuah proyek yang disebut Manhattan Project.

Percobaan bom nuklir pertama dilakukan di gurun pasir di negara bagian New Mexico pada bulan Juli 1945. Lokasi ini disebut Situs Trinity.

AS menggunakan bom nuklir pertama dalam sejarah pertama dan dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945.

Jenis bom nuklir yang digunakan adalah uranium. Bom nuklir kedua dijatuhkan oleh AS di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 dengan jenis bom plutonium.

Bom yang dijatuhkan di Hiroshima mengandung 64 kilogram uranium yang melepaskan energi yang setara 15 kiloton ledakan kimiawi.

Ledakan ini menyebabkan gelombang yang besar, udara yang panas, dan radiasi yang luar biasa.

Proses ini membuat semua debu dan debris terangkat ke udara membentuk awal berbentuk jamur dan menjadi ciri khas ledakan nuklir.

Partikel radioaktif juga ikut terbang ke udara dan jatuh kembali ke permukaan Bumi.

Baca juga: China Uji Rudal Hipersonik Berkemampuan Nuklir, AS Terkejut

Pada Agustus tahun 1949, Uni Soviet juga berhasil mengembangkan bom nuklir. Mereka melakukan percobaan nuklir di Semipalatinsk (Kazakhstan).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com