Polisi kemudian secara resmi menahan Reynhard dengan dakwaan melakukan pemerkosaan dan serangan seksual.
Baca juga: Reynhard Sinaga, Pemerkosa Paling Parah di Inggris, Kemungkinan Tak Akan Pernah Bebas
Kepolisian mengembangkan kasus tersebut berdasarkan data-data dari dua ponsel, laptop, dan harddisk yang ditemukan di apartemen Reynhard.
Polisi juga menemukan barang-barang milik korban di apartemen Reynhard seperti dompet, jam tangan, ponsel, kartu mahasiswa, dan surat izin mengemudi.
Dari data yang berhasil dikumpulkan, Reynhard diketahui memerkosa dan melakukan serangan seksual terhadap sejumlah pria dalam keadaan tidak sadar.
Baca juga: Reynhard Sinaga, Pelaku Pemerkosaan Terbesar Inggris, Bisa Menghabiskan Hidupnya di Penjara
Karena banyaknya korban dan bukti yang didapat, persidangan dibagi menjadi empat dan Reynhard menjalani sidang pertamanya pada Mei 2018.
Polisi mengatakan, jika tak ada bukti rekaman video tersebut, bisa jadi kejahatan yang dilakukan Reynhard tak akan pernah terungkap.
Bahkan, file-file bukti kejahatan dari Reynhard mencapai 3 Terabyte. Dia diketahui melakukan kejahatan selama dua tahun yaitu mulai 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2017.
Pihak berwajib menyebut, Reynhard berada di Inggris karena tengah berkuliah.
Baca juga: Kisah Reynhard Sinaga, Pelaku Pemerkosaan Terbesar dalam Sejarah Inggris, Bakal Difilmkan
Kasus dan proses hukum terhadap Reynhard dirahasiakan selama beberapa tahun hingga akhirnya terungkap setelah putusan hukuman terhadapnya diketok palu pada 6 Januari 2020.
Rupannya, polisi meminta pengadilan mengeluarkan putusan yang melarang media menerbitkan berita tentang kejahatan yang dilakukan Reynhard.
Hal tersebut didasarkan atas pentingnya perlindungan bagi para korban serangan seksual oleh Reynhard.
Di sisi lain, Jaksa Ian Rushton mengatakan bahwa kasus tersebut juga akan lebih sulit untuk ditelusuri jika mdeia diperbolehkan memberitakan kasus Reynhard.
Baca juga: Kediaman Monster, Penjara Baru untuk Reynhard Sinaga Pemerkosa Terburuk dalam Sejarah Inggris
Rushton menjelaskan, jika media dibebaskan untuk menerbitkan laporan, aparat penegak hukum tak ada pilihan selain menggelar kasus ini dalam satu persidangan saja sebagaimana dilansir BBC.
Operasi penyelidikan terhadap kasus yang menjerat Reynhard bahkan diberi nama, yakni Operation Island.
Pelarangan peliputan oleh media hingga kasusnya selesai rupanya turut membantu para korban memberikan kesaksian tanpa tekanan.
Polisi Manchester yang menyelidiki kasus Reynhard, Zed Ali, mengatakan bahwa beberapa dari korban tidak akan bersedia memberikan kesaksian, seandainya proses hukum ini berjalan terbuka dan media dibebaskan untuk menerbitkan berita tentang kasus ini.