Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2021, 09:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Istana itu hampir selesai pada 68 M, di tahun yang sama riwayat Nero berakhir dengan bunuh diri.

8. Kaisar Nero mengebiri dan menikahi budak prianya

Pada 67 M, Nero memerintahkan seorang mantan budak (Sporus) dikebiri.

Kaisar Nero kemudian menikahinya, yang menurut sejarawan Cassius Dio, karena Sporus memiliki kemiripan yang luar biasa dengan mantan istri Nero yang sudah meninggal, Poppaea Sabina.

Sementara yang lain, melihat Nero menggunakan pernikahannya dengan Sporus untuk meredakan rasa bersalah yang dia rasakan karena menendang istrinya yang sedang hamil sampai tewas.

Baca juga: Kompleks Pemandian Romawi Ditemukan Masih Terawat di Bawah Bukit Pasir Spanyol

9. Kaisar Nero adalah penyuka seni dan olimpiade

Setelah kematian ibunya, Kaisar Nero menjadi sangat terlibat dalam hasrat artistik dan estetika.

Pada awalnya, ia bernyanyi dan tampil dengan lira di acara-acara pribadi, tetapi kemudian mulai tampil di depan umum untuk meningkatkan popularitasnya.

Si pemimpin yang jahat itu berusaha untuk mengambil setiap jenis peran dalam seni dan berlatih sebagai atlet untuk olimpiade yang dia perintahkan untuk diadakan setiap 5 tahun.

Dia juga berkompetisi sebagai aktor dan penyanyi.

Sebagai pesaing dalam olimpiade, Kaisar Nero pernah mengendarai kereta sepuluh kuda dan hampir mati setelah terlempar dari atas kereta itu.

Meskipun Nero sempat mengalami kendala dalam kompetisi, sebagai kaisar dia memenangkannya dan kemudian mahkota yang ia menangkan dipamerkan di Roma.

10. Kaisar Nero yang bunuh diri dan ketakutan dia bangkit sebagai anti-kristus

Ekonomi Romawi menderita karena rekonstruksi besar-besaran Nero atas Roma dan rencana istana emasnya. Ketidakstabilan imperium itu diperparah dengan pemberontakan di Inggris dan Yudea serta konflik dengan Parthia.

Pada 65 M, ada rencana untuk membunuh Nero tetapi para konspirator itu diketahui dan langsung dieksekusi.

Pada Maret 68 M, Gaius Julius Vindex, gubernur Gallia Lugdunensis, memberontak terhadap kebijakan pajak Nero.

Dia menggandeng gubernur lain untuk bersekongkol, yaitu Servius Sulpicius Galba, dan memintanya untuk menyatakan diri sebagai Kaisar Romawi. Saat pemberontakan menyebar, dukungan untuk Galba ternyata meningkat.

Setelah itu, muncul desas-desus laporan bahwa Senat berencana memukuli Kaisar Nero si pemimpin yang jahat itu sampai mati. Nero ciut karena telah ditinggal oleh para sekutunya.

Akhirnya, ia memutuskan untuk bunuh diri. Namun ia tidak bisa melakukannya sendiri, sehingga si pemimpin yang jahat itu meminta sekretaris pribadinya, Epaphroditos, untuk menikamnya.

Dengan demikian pada 9 Juni 68 M, riwayat Nero si pemimpin yang jahat dari Kekaisaran Romawi berakhir, setelah memerintah selama kurang lebih dari 13 tahun. Mengakhiri dinasti Julio-Claudian.

Namun ternyata, sosok Kaisar Nero si pemimpin yang jahat itu masih menghantui warga, terutama dari kalangan orang-orang Kristen.

Mereka takut kalau Nero akan kembali dan sebagai anti-kristus.

Baca juga: Arkeolog Temukan Koin Perak Era Romawi Kuno di Turki

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com