Jackson juga mengadopsi dua anak laki-laki penduduk asli Amerika yang keluarganya terbunuh selama kampanye militernya.
Simon Bolivar lahir pada 1783 di salah satu keluarga paling makmur di Venezuela, tetapi masa kecilnya sama sekali tidak indah.
Seorang tokoh sejarah masa depan ini tidak pernah mengenal ayahnya, yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke-3, dan dia kemudian kehilangan ibunya karena sakit ketika dia berusia 9 tahun.
Bolivar yang yatim piatu itu kemudian tinggal sebentar dengan kakeknya sebelum diwariskan kepada pamannya. Namun, menurut Bolívar, wali sejatinya adalah seorang budak kulit hitam bernama Hipolita, yang ia anggap sebagai orang tua angkat.
“Air susunya telah memelihara hidup saya dan dia adalah satu-satunya sosok ayah yang saya kenal,” tulisan Bolivar semasa hidupnya.
Berkat kemampuan finansial keluarganya yang cukup besar, Bolivar yang seorang yatim piatu itu bisa menerima pendidikan terbaik di Eropa.
Setelah kembali ke Venezuela pada 1807, ia menjadi orator terkemuka dalam memperjuangkan wilayah untuk merdeka dari Spanyol.
Simon Bolivar kemudian menjabat sebagai komandan milisi dan politisi selama Perang Kemerdekaan Venezuela. Tokoh sejarah revolusioner ini mengambil bagian dalam kampanye militer yang mengarah pada pembentukan setengah lusin negara bagian Amerika Selatan termasuk Kolombia, Ekuador, dan Peru.
Pada saat kematiannya pada 1830, seorang bangsawan dengan latar belakang sebagai yatim piatu itu dikenal di seluruh benua sebagai "El Libertador" atau "The Liberator".
Baca juga: Misteri Kematian Edgar Allan Poe, Penulis Cerpen Berdarah yang Tiba-tiba Linglung
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.