Para anggota kunoichi ini menyamar sebagai dukun Shinto, pengembara, untuk berpindah dari kota ke kota. Mereka mungkin berdandan sebagai aktris, pelacur, atau geisha untuk menyusup ke kastil atau kuil dan memburu target mereka.
Pada puncaknya, kelompok ninja Chiyome memiliki antara 200 dan 300 anggota wanita dan memberi klan Takeda keuntungan yang menentukan dalam berurusan dengan wilayah tetangga.
Baca juga: Toyotomi Hideyoshi: Anak Petani yang Menyatukan Jepang pada Abad ke-16
Fuma Kotaro adalah seorang pemimpin tentara dan ninja jonin (pemimpin ninja) dari klan Hojo yang berbasis di Provinsi Sagami.
Meskipun dia bukan dari Iga atau Koga, dia mempraktikkan banyak taktik gaya ninja dalam pertempurannya. Pasukan khususnya menggunakan perang gerilya dan spionase untuk melawan klan Takeda.
Klan Hojo jatuh ke tangan Toyotomi Hideyoshi pada 1590, setelah pengepungan Kastil Odawara, meninggalkan Kotaro dan para ninjanya untuk beralih ke kehidupan bandit.
Legenda menceritakan bahwa Kotaro yang menyebabkan kematian Hattori Hanzo, yang melayani Tokugawa Ieyasu.
Kotaro konon menarik perhatian Hattori ke jalur laut sempit, menunggu air pasang, lalu menuangkan minyak ke air, dan membakar perahu dan pasukan Hattori.
Kehidupan Fuma Kotaro berakhir pada 1603 ketika shogun Tokugawa Ieyasu menghukum mati Kotaro dengan memenggal kepalanya.
Jinichi Kawakami dari Iga disebut sebagai ninja terakhir, meskipun dia langsung mengakui bahwa "ninja yang sesungguhnya sudah tidak ada lagi."
Namun, ia mulai belajar ninjutsu pada usia 6 tahun dan belajar tidak hanya teknik pertempuran dan spionase, tetapi juga pengetahuan kimia dan medis yang diturunkan dari periode Sengoku.
Namun, Kawakami telah memutuskan untuk tidak mengajari muridnya tentang keterampilan ninja kuno.
Dia mencatat dengan sedih bahwa bahkan jika orang modern belajar ninjutsu, mereka tidak dapat mempraktikkan banyak dari pengetahuan itu, "Kita tidak bisa mencoba membunuh atau meracun."
Karena itu, dia memilih untuk tidak meneruskan informasi ninja kuno tersebut ke generasi baru, dan mungkin seni sakral telah mati bersamanya.
Baca juga: 10 Fakta Sejarah Onna-Bugeisha, Samurai Wanita Jepang yang Perkasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.