Salin Artikel

7 Ninja Ternama Sepanjang Zaman Jepang Kuno

KOMPAS.com - Ada elemen penting dari zaman feodal yang membentuk sejarah dan budaya Jepang, yaitu samurai dan ninja.

Samurai mulanya berasal dari kelas bangsawan yang memerintah negara atas nama Kaisar. Sedangkan ninja, seringkali dari kelas bawah yang melakukan misi spionase dan pembunuhan.

Berbeda dengan samurai, ninja atau shinobi adalah agen rahasia yang bertarung hanya ketika mendesak. Peran mereka tidak terlalu banyak disebutkan dalam literasi sejarah, dibandingkan samurai.

Basis ninja terbesar di Jepang pada zaman itu ada di provinsi Iga dan Koga. Berikut ini 7 ninja ternama yang pernah berjaya di Jepang, seperti yang dilansir dari Thought Co:

1. Fujibayashi Nagato

Fujibayashi Nagato dikenal sebagai pemimpin ninja Iga selama abad ke-16. Ia bersama pengikutnya sering melayani samurai penguasa atau daimyo dari provinsi Omi (sekarang Prefektur Shiga) dalam pertempurannya melawan Oda Nobunaga.

Dukungan kekuatan Nagato beserta aliansinya, kemudian yang mendorong Nobunaga berambisi menyerang Iga dan Koga untuk mencoba membasmi klan ninja selamanya.

Banyak dari mereka disebutkan berhasil bersembunyi untuk melestarikan budaya ninja.

Keluarga Fujibayashi mengambil langkah untuk memastikan bahwa pengetahuan dan teknik ninja tidak akan punah.

Keturunannya, Fujibayashi Yastake, menyusun Bansenshukai, sebuah Ensiklopedia Ninja.

2. Momochi Sandayu

Momochi Sandayu dikenal memiliki peran untuk memimpin dalam klan ninja Iga selama paruh kedua abad ke-16.

Kemudian, selama invasi Oda Nobunaga, banyak yang meyakini ia adalah salah satu ninja yang berhasil dibunuh.

Namun veris lainnya, menyebutkan bahwa ia berhasil melarikan diri dan melanjutkan hari-harinya sebagai petani di Provinsi Kii. Sandayu pensiun dari dunia kekerasan dan menjauhi konflik.

3. Ishikawa Goemon

Dalam cerita rakyat, Ishikawa Goemon adalah Robin Hood Jepang. Ada kemungkinan kisahnya bukan hanya isapan jempol.

Goemon diyakini adalah tokoh sejarah nyata dan pencuri dari keluarga samurai yang melayani klan Miyoshi dari Iga, dan dilatih sebagai ninja oleh Momochi Sandayu.

Goemon kemungkinan melarikan diri dari Iga setelah invasi Nobunaga. Meskipun versi cerita lain, ada yang menyatakan bahwa dia berselingkuh dengan nyonya Momochi dan harus melarikan diri dari kemarahan tuannya.

Dalam cerita itu, Goemon mencuri pedang favorit Momochi, sebelum dia pergi.

Ninja pelarian itu kemudian menghabiskan waktu sekitar 15 tahun dengan merampok daimyo, saudagar kaya, dan kuil-kuil kaya. Hasilnya ia bagikan ke petani miskin, gaya Robin Hood.

Pada 1594, Goemon mencoba untuk membunuh Toyotomi Hideyoshi, diduga untuk membalas dendam istrinya. Namun, kemudian ia dieksekusi dengan direbus hidup-hidup di dalam kuali di gerbang Kuil Nanzenji di Kyoto.

Dalam beberapa versi cerita, putranya yang berusia 5 tahun juga dilempar ke dalam kuali. Namun, Goemon berhasil menahan anak itu di atas kepalanya sampai Hideyoshi merasa iba dan menyelamatkan bocah itu.

4. Hattori Hanzo

Hattori Hanzo berasal dari keluarga samurai di provinsi Iga, tetapi dia tinggal di Mikawa dan menjabat sebagai ninja selama periode Sengoku Jepang. Seperti, Fujibayashi dan Momchi, Hanzo juga disebutkan memimpin ninja Iga.

Tindakannya yang paling terkenal adalah menyembunyikan Tokugawa Ieyasu, calon pendiri Keshogunan Tokugawa, ke tempat yang aman setelah kematian Oda Nobunaga pada 1582.

Hattori membawa Tokugawa melintasi Iga dan Koga, dibantu oleh para klan ninja setempat yang selamat dari invasi Nobunaga.

Hattori juga diyakini telah membantu memulihkan keluarga Ieyasu, yang ditangkap oleh klan rival.

Hattori meninggal pada 1596 sekitar usia 55 tahun, tetapi legendanya tetap hidup hingga saat ini.

Gambarannya benar-benar ditampilkan di banyak manga dan film, dengan karakternya sering ditampilkan menggunakan kekuatan magis, seperti kemampuan untuk menghilang dan muncul kembali, memprediksi masa depan, dan memindahkan objek dengan pikirannya.

5. Mochizuki Chiyome

Mochizuki Chiyome adalah istri dari samurai Mochizuki Nobumasa dari Provinsi Shinano (sekarang prefektur Shizuoka), yang meninggal dalam Pertempuran Nagashino pada 1575.

Chiyome sendiri berasal dari klan Koga, jadi dia memiliki akar ninja.

Setelah kematian suaminya, Chiyome tinggal bersama pamannya, sang daimyo Shinano, Takeda Shingen.

Takeda meminta Chiyome untuk membuat sekelompok kunoichi atau operasi ninja wanita, yang bisa bertindak sebagai mata-mata, pembawa pesan, dan pembunuh.

Chiyome merekrut gadis-gadis yatim piatu, pengungsi, atau telah dijual ke pelacuran, dan melatih mereka sebagai ninja.

Para anggota kunoichi ini menyamar sebagai dukun Shinto, pengembara, untuk berpindah dari kota ke kota. Mereka mungkin berdandan sebagai aktris, pelacur, atau geisha untuk menyusup ke kastil atau kuil dan memburu target mereka.

Pada puncaknya, kelompok ninja Chiyome memiliki antara 200 dan 300 anggota wanita dan memberi klan Takeda keuntungan yang menentukan dalam berurusan dengan wilayah tetangga.

6. Fuma Kotaro

Fuma Kotaro adalah seorang pemimpin tentara dan ninja jonin (pemimpin ninja) dari klan Hojo yang berbasis di Provinsi Sagami.

Meskipun dia bukan dari Iga atau Koga, dia mempraktikkan banyak taktik gaya ninja dalam pertempurannya. Pasukan khususnya menggunakan perang gerilya dan spionase untuk melawan klan Takeda.

Klan Hojo jatuh ke tangan Toyotomi Hideyoshi pada 1590, setelah pengepungan Kastil Odawara, meninggalkan Kotaro dan para ninjanya untuk beralih ke kehidupan bandit.

Legenda menceritakan bahwa Kotaro yang menyebabkan kematian Hattori Hanzo, yang melayani Tokugawa Ieyasu.

Kotaro konon menarik perhatian Hattori ke jalur laut sempit, menunggu air pasang, lalu menuangkan minyak ke air, dan membakar perahu dan pasukan Hattori.

Kehidupan Fuma Kotaro berakhir pada 1603 ketika shogun Tokugawa Ieyasu menghukum mati Kotaro dengan memenggal kepalanya.

7. Jinichi Kawakami

Jinichi Kawakami dari Iga disebut sebagai ninja terakhir, meskipun dia langsung mengakui bahwa "ninja yang sesungguhnya sudah tidak ada lagi."

Namun, ia mulai belajar ninjutsu pada usia 6 tahun dan belajar tidak hanya teknik pertempuran dan spionase, tetapi juga pengetahuan kimia dan medis yang diturunkan dari periode Sengoku.

Namun, Kawakami telah memutuskan untuk tidak mengajari muridnya tentang keterampilan ninja kuno.

Dia mencatat dengan sedih bahwa bahkan jika orang modern belajar ninjutsu, mereka tidak dapat mempraktikkan banyak dari pengetahuan itu, "Kita tidak bisa mencoba membunuh atau meracun."

Karena itu, dia memilih untuk tidak meneruskan informasi ninja kuno tersebut ke generasi baru, dan mungkin seni sakral telah mati bersamanya.

https://internasional.kompas.com/read/2021/06/30/204723070/7-ninja-ternama-sepanjang-zaman-jepang-kuno

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke