KOMPAS.com - Samurai dipandang sebagai istilah yang maskulin, tetapi samurai wanita sudah ada di Jepang sejak awal 200 Masehi.
Samurai wanita dikebal sebagai Onna-Bugeisha. Para wanita itu dilatih dalam seni bela diri dan strategi, dan bertempur bersama samurai untuk mempertahankan rumah, keluarga, dan kehormatan mereka.
Berabad-abad sebelum munculnya kelas samurai di abad ke-12, onna-bugeisha diakui sama kuat, mematikan, dan tak kenal takut seperti rekan laki-laki.
Berikut 10 fakta tentang onna-bugeisha, seperti yang dilansir dari History Hit:
Baca juga: Perempuan Berdaya: Onna-Bugeisha, Samurai Wanita dari Zaman Kuno Jepang
Sejarah onna-bugeisha pertama digambarkan melalui keberanian Permaisuri Jingu (169-269), pejuang wanita pertama dalam sejarah Jepang.
Setelah kematian suaminya, Kaisar Chuai, dia naik takhta dan secara pribadi memimpin invasi ke Silla, yang saat ini kita kenal sesbagai Korea.
Jing? adalah seorang pejuang perkasa yang menentang setiap norma sosial pada masanya. Dia dikatakan hamil ketika dia berperang di Korea.
Legenda mengatakan bahwa dia memimpin ekspedisi yang sukses tanpa terluka, dan terus memerintah Jepang selama 70 tahun berikutnya hingga usia 100 tahun.
Pada 1881, Jingu menjadi wanita pertama yang muncul di uang kertas Jepang.
Onna-bugeisha dilatih untuk menggunakan senjata khusus dirancang untuk wanita, disebut naginata.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.