Dia terus menyempurnakan desainnya selama Perang Dunia II, meskipun tidak membagikan karyanya dengan ilmuwan lain.
Goddard lebih memilih kerahasiaan karena kekhawatirannya tentang pelanggaran paten dan pencurian kekayaan intelektual.
Bersamaan dengan itu, ia telah berulang kali menawarkan layanan dan teknologinya, tetapi hanya mendapatkan penolakan dari militer dan pemerintah.
Menjelang akhir Perang Dunia II dan tidak lama sebelum kematiannya, Goddard memiliki kesempatan untuk menangkap roket V-2 Jerman, menyadari betapa Jerman telah menyalin karyanya, terlepas dari paten yang Jerman peroleh.
Baca juga: Roket Long March 5B Dinyatakan Jatuh ke Samudra Hindia, Pakar: Nampaknya China Menang Taruhan
Sepanjang hidupnya, Robert H. Goddard tetap mengajar di fakultas penelitian di Universitas Clark. Setelah Perang Dunia II, ia bergabung dengan American Rocket Society sebagai dewan direksi.
Di usia 63 tahun, kesehatannya memburuk dan pria pejuang keras ini akhirnya meninggal pada 10 Agustus 1945. Dia dimakamkan di Worcester, Massachusetts di tanah kelahirannya.
Setelah kematiannya, istri Goddard, Esther Christine Kisk, mengumpulkan dokumen-dokumen penemuan roketnya. Kisk berusaha menggantikan perjuangan suaminya untuk mendapatkan paten dari karya roket pertama Amerika.
Banyak dari makalah asli Goddard yang berisi karya penting tentang roket dapat dilihat dari Arsip Institusi Smithsonian.
Pengaruh karya dan perjuangan keras Goddard terus terasa sepanjang upaya eksplorasi ruang angkasa manusia modern kini hingga di masa yang akan datang.
Hampir sepanjang hidup Goddard mungkin karya dan perjuangannya tidak dihormati secara layak, tetapi warisannya sangat berarti bagi sejarah perkembangan teknologi luar angkasa dunia.
Jauh setelah kematiannya, ia mendapatkan penghormatan dengan didirikannya Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA (GSFC), seperti juga beberapa sekolah di seluruh AS yang mengadobsi namanya.
Goddard mengumpulkan 214 paten untuk karyanya selama masa hidupnya, dengan 131 diberikan setelah dia meninggal.
Baca juga: Berkaca dari Roket China, ke Mana Benda Luar Angkasa yang Jatuh di Bumi Dibuang?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.