Dia tinggal sebentar dengan neneknya setelah dibebaskan, selama itu dia tampaknya tidak menambah korbannya, sebelum pindah kembali ke apartemennya sendiri.
Selama dua tahun berikutnya, jumlah korban Dahmer semakin cepat, sehingga totalnya dari 4 menjadi 17.
Seiring waktu, ia mengembangkan ritual pembunuhannya, bereksperimen dengan menggunakan bahan kimia dan sering memakan daging korbannya.
Dahmer juga mencoba lobotomi, mengebor tengkorak korban saat mereka masih hidup dan menyuntik mereka dengan asam muriatic.
Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Narciso Ramos, Sang Diplomat Pendiri ASEAN
Pembunuhan besar-besaran Dahmer berakhir ketika dia ditangkap pada 22 Juli 1991.
Bagian tubuh yang ditemukan di lemari es Dahmer dan foto-foto Polaroid dari para korbannya menjadi terkait erat dengan kasus pembunuhan yang terkenal keji itu.
Dua petugas polisi Milwaukee menyelidiki Dahmer ketika mereka menemukan Tracy Edwards, seorang pria Afrika-Amerika berusia 32 tahun yang berkeliaran di jalanan dengan borgol menggantung di pergelangan tangannya.
Mereka memutuskan untuk menyelidiki klaim pria itu bahwa seorang "pria aneh" telah membius dan menahannya.
Mereka tiba di apartemen Dahmer, di mana dia dengan tenang menawarkan untuk mendapatkan kunci borgol.
Edwards mengklaim bahwa pisau yang digunakan Dahmer untuk mengancamnya berada di kamar tidur. Ketika petugas masuk untuk menguatkan cerita tersebut, dia melihat foto-foto Polaroid dari tubuh yang terpotong-potong tergeletak di sekitar. Dahmer berhasil ditundukkan oleh petugas.
Pencarian selanjutnya mengungkapkan kepala di lemari es, termasuk tengkorak yang diawetkan, stoples berisi alat kelamin, dan galeri foto Polaroid yang mengerikan para korbannya.
Pengadilan untuk Dahmer dimulai pada Januari 1992. Mengingat bahwa mayoritas korban Dahmer adalah orang Afrika-Amerika, ada ketegangan rasial yang cukup besar.
Sehingga, tindakan pengamanan yang ketat dilakukan pihak berwenang di pengadilan, termasuk penghalang kaca antipeluru setinggi 8 kaki ( m).
Hanya 1 orang Afrika-Amerika yang diizinkan hakim untuk mesuk ke ruang persidangan yang memicu keresahan lebih lanjut, tapi akhirnya dapat diredam. Lionel Dahmer dan istri keduanya menghadiri persidangan tersebut.
Dahmer awalnya mengaku tidak bersalah atas semua tuduhan, meskipun mengaku melakukan pembunuhan selama interogasi polisi. Dia akhirnya mengubah pengakuannya menjadi bersalah karena kegilaan.
Pembelaannya kemudian menawarkan detail mengerikan dari perilakunya, sebagai bukti bahwa hanya orang gila yang dapat melakukan tindakan mengerikan tersebut.
Hakim memilih untuk mempercayai pernyataan jaksa bahwa Dahmer sepenuhnya sadar bahwa tindakannya jahat dan tetap memilih untuk melakukannya.
Pada 15 Februari 1992, mereka kembali setelah kira-kira 10 jam musyawarah untuk menyatakan dia bersalah, tetapi waras, dalam segala hal.
Tercatat, dia telah mendapatkan 15 hukuman penjara selama hidupnya, dengan hukuman ke-16 dijatuhkannya pada Mei.
Dahmer dilaporkan menyesuaikan diri dengan baik dengan kehidupan penjara, meskipun ia awalnya dipisahkan dari masyarakat umum.
Dia menemukan agama dalam bentuk buku dan foto yang dikirimkan kepadanya oleh ayahnya, dan dia diberikan izin oleh Lembaga Pemasyarakatan Columbia untuk dibaptis oleh seorang pendeta setempat.
Dia akhirnya meyakinkan pihak berwenang untuk mengizinkannya berinterksi lebih penuh dengan narapidana lain.
Namun, pilihan itu mengundang maut untuknya. Ia dibunuh oleh sesama narapidana, Christopher Scarver, pada 28 November 1994, karena merasa terganggu oleh kejahatan Dahmer dan intimidasinya dengan membuat potongan anggota tubuh dari makanan penjara.
Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Raja Ramyeon Korea Selatan, Shin Choon Ho
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.