Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Biografi Tokoh Dunia] Penjahat Seksual dan Pembunuh Berantai, Jeffrey Dahmer

Kompas.com - 17/04/2021, 12:04 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Dia menerima percobaan satu tahun.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Bapak Bahasa Italia, Dante Alighieri, yang Berpuisi Tentang Neraka, Api Penyucian, dan Surga

Korban Jeffrey Dahmer

Dahmer membunuh 17 pria antara 1978 dan 1991. Dia berhati-hati dalam memilih korban di daerah pinggiran, yang sering kali dilakukan penjahat keliling atau penjahat perbatasan.

Ia mengincar target yang mungkin tidak akan banyak orang yang mencarinya, jika hilang, dan mengurangi kemungkinan penangkapannya.

Dia membujuk mereka ke rumahnya dengan tawaran uang atau seks, lalu mencekik mereka sampai mati.

Ia melakukan aksi seks dengan mayat para korbannya dan menyimpan bagian tubuh serta foto-foto aksinya sebagai suvenir.

Steven Hicks adalah korban pertamanya.

Pembunuhan pertama Dahmer terjadi tepat setelah lulus SMA, pada Juni 1978, ketika dia menerima tumpangan dari Steven Hicks dan membawanya pulang ke rumah orangtuanya.

Di rumah, Dahmer membuat pemuda itu mabuk. Ketika Hicks mencoba untuk pergi, Dahmer membunuhnya dengan memukul kepalanya dan mencekiknya dengan barbel.

Dahmer memotong-motong mayat korban pertamanya, membungkusnya bagian tubuh itu ke dalam kantong plastik dan menguburkannya di belakang rumah orang tuanya.

Beberapa lama setelahnya, ia menggali kuburan itu untuk menghancurkan tulang dengan palu godam dan menyebarkannya ke jurang berhutan.

Baru pada September 1987 Dahmer berburu korban keduanya, Steven Tuomi.

Mereka masuk ke kamar hotel, minum-minum, dan Dahmer akhirnya terbangun dan menemukan Tuomi tewas, tanpa ingatan tentang aktivitas malam sebelumnya.

Dia membeli sebuah koper besar untuk mengangkut tubuh Tuomi ke ruang bawah tanah neneknya, di mana dia memotong-motong dan melakukan masturbasi pada mayat sebelum membuang jenazahnya.

Hanya setelah Dahmer membunuh dua korban lainnya di rumah neneknya, sang nenek sudah bosan dengan kebiasaan cucunya yang pulang larut malam dan mabuk-mabukan, meski ia tidak tahu pembunuhan yang dilakukan cucunya.

Dia memaksanya untuk pindah dari tempat itu pada 1988.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Pangeran Philip, 7 Dekade Dampingi Ratu Elizabeth II

Pada September 1989, Dahmer mendapatkan pelarian yang menguntungkannya. Ia bertemu dengan seorang anak laki-laki Laos berusia 13 tahun.

Dahmer dituduh telah melakukan eksploitasi seksual dan pelecehan seksual tingkat dua terhadap anak itu. Dia mengaku bersalah dan mengklaim bahwa bocah itu tampak jauh lebih tua.

Sambil menunggu hukuman atas kasus pelecehan seksualnya, Dahmer kembali menggunakan ruang bawah tanah neneknya untuk tindakan yang mengerikan.

Pada Maret 1989, dia memikat, membius, mencekik, menyodomi, memotret, memotong-motong, dan membuang Anthony Sears, seorang model yang bercita-cita tinggi.

Dalam persidangannya untuk kasus penganiayaan anak pada Mei 1989, Dahmer menjadi menunjukkan sikap penyesalan, dengan fasih berdebat dalam upaya pembelaannya sendiri.

Dia mengatakan telah menyadari kesalahannya, dan bahwa penangkapannya menandai titik balik dalam hidupnya.

Pengacara pembelanya berpendapat bahwa dia membutuhkan perawatan, bukan penahanan, dan hakim setuju, menjatuhkan hukuman penjara "day release" satu tahun, serta hukuman percobaan lima tahun.

Sehingga, memungkinkan Dahmer untuk bekerja di pekerjaannya pada siang hari dan kembali ke penjara pada malam hari.

Bertahun-tahun kemudian, dalam sebuah wawancara dengan CNN, Lionel Dahmer menyatakan bahwa dia menulis surat kepada pengadilan yang mengeluarkan keputusan hukuman, meminta bantuan psikologis sebelum pembebasan bersyarat putranya.

Namun, Dahmer dibebaskan lebih awal oleh hakim, setelah menjalani hukuman hanya 10 bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com