KOMPAS.com - Wabah penyakit seperti Covid-19 saat ini, bukan pertama kalinya terjadi dunia. Pandemi terakhir terjadi pada 1918 karena wabah flu Spanyol.
Setelah kurang lebih satu abad memerangi penyakit menular, nyatanya penanganan manusia terhadap ancaman ini masih sama.
Masker atau penutup wajah masih jadi alat krusial untuk mengendalikan infeksi. Hanya saja memang dengan perkembangan teknologi, model dan bentuknya sudah banyak dimodifikasi.
Penggunaan penutup wajah sendiri pertama kali dipopulerkan oleh epidemiologi China-Malaysia, Dr Wu Lien Teh.
Tak begitu populer di negaranya sendiri, nama Dr Wu di dunia medis internasional dan ahli epidemiologi sangat dihormati sebagai pejuang wabah.
Dia orang pertama yang menciptakan penutup wajah bedah. Desainnya ini dianggap sebagai pendahulu masker N95, yang banyak digunakan saat ini untuk memerangi penyebaran Covid-19.
Pada 1911, Dr Wu Lien Teh berhasil memberantas wabah penyakit radang paru-paru yang melanda wilayah timur laut China, dekat Rusia.
Capaian itu diraihnya dalam keterbatasan fasilitas kesehatan di masa itu. Jutaan nyawa berhasil diselamatkannya. Epidemi mematikan yang membentang sepanjang 3000 km pun dapat dihentikan.
Karena jasa dan temuannya ini, Wu menjadi orang Malaysia pertama yang dinominasikan untuk Hadiah Nobel dalam fisiologi atau kedokteran.
Baca juga: Demonstran di Negara Bagian AS Ini Bakar Masker: Hiruplah Kebebasan, Sayang!
Lahir di Penang Malaysia pada 10 Maret 1879, Wu berasal dari keluarga imigran Taishan, China.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.