Ketika istri Sir Charles meninggal secara tidak terduga, putranya Frederick tidak mengikuti kebiasaan Ratu Victoria, untuk melakukan masa berkabung selama satu tahun.
Hanya enam minggu setelah kematian ibunya, Frederick menikahi tunangannya. Empat bulan kemudian, mereka buru-buru mengadopsi seorang bayi laki-laki bernama Henry.
Henry lahir saat rumor soal kehamilan Putri Louise berkembang. Bocah itu juga disebut tidak memiliki akta kelahiran atau catatan latar belakang.
Selain itu, Frederick entah kenapa mulai menerima tunjangan yang besar setelah Henry diadopsi.
Sejarawan Lucinda Hawksley percaya rumor soal cucu ilegal Ratu Inggris yang berkuasa hingga awal 1901 itu benar.
Sejarawan itu mengklaim ada kemiripan antara Henry dan keluarga kerajaan. Keturunan Locock telah mencoba untuk mengamankan sampel DNA dari sisa-sisa leluhur mereka tetapi gagal, lapor The Telegraph.
Baca juga: PBB Minta Thailand Ubah Hukum Anti-Penghinaan Monarki “Lese Majeste”
Sejarah mencatat, awalnya Ratu Elizabeth I, yang berkuasa di Inggris pada 1603, terus menolak menikahi salah satu dari sekian banyak pelamarnya.
Desas-desus yang berkembang mengatakan dia mencintai seorang penggawa, Robert Dudley. Kabar tentang perselingkuhan terlarang pun berkembang saat itu.
Setelah Elizabeth naik takhta dan Dudley naik ke posisi penting di pengadilan pada 1558. Serelah itu keduanya terus bersama.
Perselingkuhan keduanya begitu terkenal sehingga bahkan istri Dudley, Amy Robsart, menyadarinya meskipun dia jauh dari istana.
Lahir pada 7 Juni 1532 di Norfolk, Inggris, Amy Robsart menikah dengan Robert Dudley di istana kerajaan Sheen di Richmond, dekat London.
Keduanya lebih dari 18 tahun pada saat pernikahan. Menurut Ancient page, awalnya hubungan mereka bisa jatuh cinta. Tetapi persatuan mereka tidak bertahan lama.
Pada 1560, para pelayan menemukan tubuh Amy yang tidak bernyawa dengan leher patah di kaki tangga di rumahnya di Cumnor Hall.
Kematian misteriusnya membuat banyak orang curiga bahwa Dudley dan Ratu Elizabeth bertanggung jawab.
Kisah pernikahan Amy dan Dudley yang tidak bahagia, ditambah dengan rumor hubungan asmara dengan Sang Ratu, menimbulkan dugaan bahwa Amy dibunuh.
Ada yang menuding Ratu dan Dudley diam-diam telah meracuni Amy. Dia menjadi lebih lemah dan mereka berdua telah mengatur kematiannya, sehingga mereka bisa menikah.
Saat ini banyak sejarawan modern menilai Lord Dudley dan Ratu Elizabeth I tidak mungkin membunuh Amy. Tindakan itu disebut terlalu berbahaya untuk dilakukan.
Ratu Elizabeth I memiliki reputasi yang harus dipertahankan. Dia tidak bisa mengambil risiko menikah dengan pria yang dicurigai membunuh istri pertamanya. Ini pasti sudah diketahui Lord Dudley.
Dalam biografinya tentang Ratu Elizabeth I, sejarawan Alison Weir menulis ada calon lain untuk pembunuhan Amy Robsart.
William Cecil (1520 - 1598) yang merupakan saingan Lord Dudley disebut mungkin jadi orang yang bertanggung jawab atas kematian Amy.
Menurut Weir, satu orang mendapat untung dari kematian Amy Dudley, dan itu adalah William Cecil.
“Dia adalah pria yang tanggap, dan dapat memperhitungkan jika Amy meninggal dalam keadaan yang mencurigakan, maka kecurigaan akan mengarah ke suaminya - seperti yang memang terjadi.” tulis Weir dalam bukunya.
Cecil juga tahu bahwa Elizabeth kemungkinan besar tidak akan mempertaruhkan popularitas dan mahkotanya untuk menikah dengan pria yang reputasinya begitu ternoda.
Tapi ada pula sejarawan lain yang menduga Amy bunuh diri karena sakit atau depresi. Menurut argumen kelompok itu, kecil kemungkinan Cecil akan mempertaruhkan reputasinya sendiri atau reputasi Ratu.
Kematian Amy Robsart tetap menjadi misteri sejarah yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Baca juga: Pangeran Charles Kurang Berminat Jadi Raja Inggris?
Setelah kematian Julius Caesar pada 44 sebelum masehi (SM), Cleopatra menjadi penguasa tunggal Mesir.