SANTIAGO, KOMPAS.com - Kudeta pemerintahan Indonesia yang dikenal dengan nama Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret), ternyata diduplikasi di Chile dengan nama Operasi Jakarta.
Sama seperti di Jakarta, kudeta Chile yang terjadi pada 1973 itu juga bertujuan menggulingkan presiden kiri (nasionalis dan sosialis).
Jika di Indonesia sasarannya adalah Soekarno, di Chile targetnya adalah Presiden Salvador Allende.
Perbedaannya ada di akhir cerita. Soekarno menjadi tahanan rumah sampai meninggal, sedangkan Allende dirumorkan bunuh diri dengan pistol AK-47 pemberian sahabatnya, Fidel Castro.
Baca juga: Kontroversi Supersemar, Kemarahan Soekarno hingga Manuver Soeharto
Melansir artikel Historia pada 21 September 2019, Operasi Jakarta berawal dari kekecewaan Gedung Putih kepada CIA yang gagal menghentikan kenaikan Allende sebagai presiden.
Padahal, CIA sudah menempuh berbagai jalan ilegal seperti menyebar propaganda lewat wartawan-wartawan berpengaruh, poster, serta berita bohong yang menghasut ketakutan masyarakat, bahwa kemenangan Allende akan menghancurkan demokrasi Chile.
Allende lalu menang pemilu Chile pada 4 September 1970, yang berujung kegeraman Presiden Amerika Serikat (AS) kala itu, Richard Nixon.
Namun, CIA tidak melancarkan aksinya secara seketika. Mereka membangun relasi dulu dengan orang-orang militer dan para penyabot politik yang ingin mengubah arah militer Chile keluar dari dasar konstitusi.
Akhirnya, waktu yang dinanti CIA tiba tiga tahun kemudian. Tanggal 11 September 1973 Operasi Jakarta berlangsung cepat dan mengerikan.
Baca juga: Naskah Asli Supersemar yang Masih Menjadi Misteri
“Untuk menghindari penangkapan dirinya di istana kepresidenan, Allende menembak dirinya sendiri dengan sebuah senapan otomatis, yang merupakan hadiah dari Fidel Castro,” tulis Tim Weiner dalam buku Membongkar Kegagalan CIA yang dikutip Historia.
“Maka kediktatoran militer di bawah kepemimpinan Jenderal Augusto Pinochet mengambil tampuk kekuasaan pada sore harinya, dan CIA dengan cepat merajut hubungan dengan junta baru itu.” lanjut Weiner.
Jenderal Augusto Pinochet adalah sosok militer dari dalam negeri yang berandil penting dalam Operasi Jakarta.
Saat kudeta Chile ia mengerahkan tentara, tank, dan Angkatan Udara untuk menyerbu istana kepresidenan La Moneda, guna menggulingkan Allende yang seorang sosialis demokrat.
Pinochet rupanya meniru yang terjadi di Indonesia tahun 1965, dan melakukan skenario yang sama dengan Supersemar.