Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Misteri: 5 Misteri Keluarga Kerajaan yang Masih Belum Terpecahkan

Kompas.com - 11/03/2021, 23:52 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Pada 41 SM, Ratu terakhir Mesir ini bertemu seorang Jenderal Romawi Mark Antony. Hubungan keduanya melahirkan tiga anak meskipun Antony sudah punya istri.

Kisah cinta keduanya disebut sebagai kisah sejati zaman sejarah kuno. Antony dan Cleopatra sangat mencintai satu sama lain, tetapi kisah mereka berakhir dengan bencana.

Mirip cerita fiksi Romeo dan Juliet, pasangan ini memilih bunuh diri setelah mengetahui orang yang dicintainya mati.

Dalam peperangan melawan Oktavianus, Kaisar Romawi itu melancarkan taktik yang menghancurkan pasangan tersebut.

Berita palsu disiarkan saat perang bahwa Cleopatra tewas dalam serangan pasukan Oktavianus. Mendengar hal itu, Mark Antony memilih bunuh diri dengan menusuk dirinya sendiri di bagian perut.

Cleopatra bunuh diri tak lama setelah itu. Dokumen kuni menuliskan, Sang Ratu ratu meracuni dirinya sendiri dengan gigitan kobra miliknya.

Meskipun hubungan Oktavianus tegang, Kaisar Romawi itu mengizinkan kedua pasangan itu dikubur bersama.

Kedua mayat itu bahkan berbagi makam yang sama. Namun, lokasi pasti dari situs pemakaman masih belum diketahui hingga kini.

Laporan media baru-baru ini menyatakan para arkeolog hampir menemukan makam ini di sebuah situs bernama "Taposiris Magna." Letaknya sekitar 31 mil (50 kilometer) barat Alexandria.

Selama 15 tahun terakhir, tim yang dipimpin oleh Kathleen Martinez telah menggali situs tersebut.

Mereka menemukan peninggalan yang berasal dari zaman Cleopatra, termasuk tumpukan koin yang dicetak selama masa pemerintahan Sang Ratu.

Tapi kepada Live Science, lusinan sejarawan mengatakan kecil kemungkinan Cleopatra dimakamkan di Taposiris Magna.

Mereka juga umumnya sepakat bahwa kemungkinan menemukan makam tersebut sangat kecil. Banyak ahli percaya bahwa Cleopatra dikuburkan di Aleksandria, kemungkinan di daerah yang sekarang berada di bawah air.

"Saya percaya sekarang Cleopatra dimakamkan di bangun sebelah istananya dan itu berada di bawah air," kata Zahi Hawass, mantan menteri Mesir untuk Negara Purbakala, kepada Live Science.

"Makamnya tidak akan pernah ditemukan," pungkasnya.

Baca juga: Kisah Misteri: Benarkah Cleopatra Bunuh Diri dengan Ular?

Potongan Permata Mahkota Rusia

Keluarga Romanov adalah dinasti kekaisaran terakhir yang memerintah Rusia.

Selama 300 tahun pemerintahannya, keluarga tersebut adalah salah satu yang terkaya di Eropa.

Mereka mampu mengumpulkan koleksi permata mahkota yang luar biasa. NIlainya diperkirakan mencapai lebih dari 45 miliar dollar AS pada akhir Kekaisaran Rusia.

Ada bermacam jenis permata yang menjadi koleksi kerajaan. Beberapa ditambang di Rusia, sementara yang lain adalah barang-barang eksotis dari penguasa asing.

Dinasti Romanov akhirnya berakhir pada Revolusi Rusia 1917. Monarki itu runtuh ketika otoritas Bolshevik memenjarakan, kemudian mengeksekusi Raja Nicholas II beserta keluarga dan pelayannya.

Setelah kejatuhannya, harta ini diperdebatkan sejarawan dan kelompok nasionalis yang kemudian memutuskan untuk permata mahkota itu.

Namun, pada 2012, para peneliti menemukan bukti bahwa potongan-potongan dari permata mahkota itu hilang.

Foto-foto dari 1922 di Perpustakaan Survei Geologi AS menunjukkan setidaknya ada empat bagian yang hilang dari inventaris resmi pada 1925, yang dianggap lengkap.

Termasuk di antara barang yang hilang adalah mahkota, gelang, dan kalung. Barang terakhir yang hilang, bros safir, yang kemudian ditemukan telah dijual di lelang London pada 1927.

Baca juga: Wabah Corona Buat Ratu Inggris dan Suaminya Hidup Serumah Lagi Setelah 2 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com